Kopi Nusantara: Koffie Fabriek Aroma Bandung
Rasa kopinya lembut dan enteng, tidak keras menyerupai kopi lainnya, menjadi keistimewaan penyedia kopi abu itu. Harga kopi abu produksi Widyapratama terbilang murah untuk sebuah proses pembuatan yang panjang. Kopi robusta harganya Rp5.000 per 100 gram.
Rasa lembut kopi yang diproduksi pemilik Koffie Fabriek Aroma Bandoeng itu melalui proses panjang selama 8 tahun. Pertama, Bahan baku kopi dari kebun dipilih yang matang tepat dengan ciri kulit kopi berwarna merah. Kopi robusta itu dibeli dari pekebun di Bengkulu, Lampung, dan Wonosobo, sedangkan arabika dari Aceh, Toraja, dan Jawa Timur.
Biji-biji kopi itu selanjutnya dijemur dari pukul 08.00-17.00 selama 2 pekan sebelum dikirim ke Bandung dalam kemasan karung-karung goni. Karung goni digunakan karena mempunyai sirkulasi udara lancar yang sanggup mempertahankan kesejukan kopi. Bila menggunakan karung kedap udara, biji kopi bakal rusak, berwarna keputihan.
Sampai di Kota Kembang, biji kopi kehijauan itu dijemur lagi selama 7 jam. Hal itu untuk memastikan diperoleh kadar air 12%. Berikutnya biji kopi disimpan dalam karung goni dan diletakkan saling bertumpuk di atas papan kayu di ruangan yang harus mempunyai sirkulasi udara lancar. Sebab toko Widya merupakan bekas bangunan zaman belanda beratap tinggi-jarak lantai dan atap sekitar 7 meter-sirkulasi udara lancar dengan suhu ruang 23-24 derajat Celcius.
Biji kopi itu dituakan? dengan disimpan selama 8 tahun sampai berwarna kuning. Dari 100 kg biji kopi akan susut 8 kg selama 8 tahun. Penyimpanan panjang itu berujung kadar kafeina di biji kopi rendah sehingga karakteristik asamnya sudah hilang. Bila kopi diminum tidak menciptakan jantung berdebar, kencing tidak berbau kopi, dan tidak meninggalkan bekas di gelas. Sebelum digiling dan dijual kepada pelanggan, biji kopi itu disangrai selama 2 jam di suhu 125 derajat Celcius di daerah khusus di Koffie Fabriek Aroma Bandoeng.
Belum ada Komentar untuk "Kopi Nusantara: Koffie Fabriek Aroma Bandung"
Posting Komentar