Penangkal Loncat Cupang Alam
Hermanus J Haryanto, pehobi sekaligus praktikus cupang alam di Jakarta Barat punya pengalaman tak terlupakan ketika mendatangkan puluhan pasang Betta macrostoma dari Brunei Darussalam pada pengujung 2007. Belum genap sepekan mendiami kotak kaca, cupang alam yang nyaman hidup di pH 4-6 itu sebagian besar meregang nyawa.
Sakit? Bukan. Cupang-cupang alam itu justru dalam kondisi sehat. Hanya saja watak cupang yang menyukai tingkat kesadahan air sampai 90 ppm itu yang doyan meloncat berakibat fatal. “Mereka banyak mati di lantai,” ujar Hermanus mengenang tragedi pahit itu.
Pemilik Betta4ever itu bantu-membantu sudah berupaya menutup bab atas akuarium menggunakan kardus. Namun upaya itu tidak sepenuhnya bisa meredam benturan dari cupang yang berukuran 8-9 cm itu. Berkali-kali dibentur, kardus tersebut bergeser sampai menyisakan celah yang cukup bagi cupang alam yang masuk daftar merah IUCN itu menerobos keluar akuarium.
Belajar dari pengalaman pahit itu, Hermanus telah mempunyai penangkal agar cupang-cupang alam itu sulit meloncat keluar akuarium.
Hermanus memberi epilog berbahan kasa yang direkatkan dengan kayu. “Bahan kasa lebih elastis ketimbang menggunakan beling sehingga ketika cupang alam membenturnya, ia terpental, tapi tidak akan terluka,” ujar Hermanus.
Belum ada Komentar untuk "Penangkal Loncat Cupang Alam"
Posting Komentar