Seri Padi Unggul (6): Padi Sawah Cimanuk Dari Pandeglang

“Silakan coba nasi pulen ini,” ujar Suwarta kepada bebeja.com saat berkunjung ke Pandeglang, Provinsi Banten, medio Januari 2016. Rekan bebeja.com itu lantas menyodorkan sepiring nasi beserta lauk ikan mas. Nasi beraroma harum yang disodorkan Suwarta itu memang pulen. “Itu dari beras cimanuk,” ujar pehobi mancing itu.

Beras cimanuk merupakan beras unggul yang sohor di Pandeglang. Beras dari padi sawah cimanuk itu berasal dari pusat di Kecamatan Cimanuk yang berada di jalur Pandeglang-Labuan.

Kecamatan seluas 4.084 ha itu mempunyai luas lahan sawah sampai 1.072 ha. Selain di Kecamatan Cimanuk, padi sawah cimanuk itu juga ditanam di Kecamatan Cadasari, Pandeglang, Keroncong, Banjar, Majasari, Kaduhejo, Mandalawangi, Pulosari, Cipeucang, Cisata, Menes, Cikedal, Jiput, Saketi, dan Mekarjaya.

Produksi beras cimanuk berkualitas menjadi target biar jangkauan pasar beras unggul ini lebih luas. Itu yang dilakukan PD Jaya Saputra di Desa Dalembalar, Kecamatan Cimanuk. PD Jaya Saputra yang membina 4 kelompok tani itu bisa memproduksi beras cimanuk bermutu tinggi yang disebut Daslem alias bodas dan pelem. Beras itu berasal dari gabah beras cimanuk pilihan, adalah gabah Sinengsih atau koneng (kuning, red) dan bersih.

Kelompok binaan PD Jaya Saputra tersebut bisa memproduksi 5-6 ton/ha gabah dengan total luas lahan garapan mencapai 101 ha. Agar standar mutu terjaga, gabah dipanen ketika bulir-bulir padi di malai 90-95% kuning. Gabah itu lantas dijemur sampai berkadar air 14% biar tidak banyak patah ketika digiling.

Selanjutnya gabah tersebut disimpan 2-3 hari, minimal 24 jam supaya ketika digiling hasilnya maksimal: tidak bayak patah dan retak. Gabah siap giling selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin pecah kulit. Beras pecah kulit lantas dipoles dalam mesin penyosohan sampai jadinya keluar beras cimanuk berkualitas top yang beraroma harum dan pulen.

Bagikan Artikel ini