Lalat Buah: Daya Rusak Dahsyat
Serangan lalat buah-terutama dikala lalat buah betina menaruh telur-menyebabkan kerusakan buah karena dikala telur itu menetas menjadi larva, makhluk liliput itu aktif memakan daging buah. Walhasil buah akan gugur sebelum sempat dipanen.
Sejatinya lalat buah betina sanggup meletakkan telur pada kulit buah matang atau setengah matang. Lalat buah betina sanggup menaruh 1-10 telur pada satu buah, bahkan betina sanggup meletakkan hingga 40 telur/hari.
Di Indonesia, lalat buah diperkirakan masuk pada 1920-an dan dikala ini dilaporkan telah menyerang lebih dari seratus jenis flora hortikultura yang dibudidaya pekebun di seluruh penjuru tanahair. Wajar kalau lalat buah menjadi momok menyeramkan bagi pekebun. Setidaknya, terdapat 66 spesies lalat buah yang dijumpai di tanahair dan spesies yang paling merusak ialah Bactrocera spp.
Iklim sejuk, kelembaban tinggi, dan angin tidak terlalu kencang kerapkali memicu serangan masif serta meningkatnya populasi lalat buah. Sejauh ini upaya penanggulangan sangat beragam. Salah satu yang jarang digunakan ialah memanfaatkan musuh alami lalat buah, yakni parasitoid.
Keberhasilan parasitoid bergantung pada ketersediaan parasitoid yang hadir secara alami dalam jumlah memadai. Jenis parasitoid yang menjadi benalu bagi lalat buah ialah Biosteres sp, Psyttalia fijiensis (Fullaway), Psyttalia fletcheri (Silvestri), dan Opius sp. Selain parasitoid, musuh alami lain lalat buah ialah semut, cecopet, dan kumbang carabid yang umumnya memangsa lalat buah pada stadia larva dan pupa.
Usaha pengendalian lalat buah menggunakan parasitoid sebagai distributor hayati belum disukai pekebun. Mereka lebih menentukan menggunakan insektisida untuk menekan populasi lalat buah. Sayang, seringkali pekebun mengabaikan takaran sehingga lalat buah pun menjadi resisten.
Belum ada Komentar untuk "Lalat Buah: Daya Rusak Dahsyat"
Posting Komentar