Kotoran Puyuh Jadi Biogas

 Kalimat itu meluncur dari distributor penjual eceran gas cair  Kotoran Puyuh Makara Biogas


“Kok kini jarang beli gas?” Kalimat itu meluncur dari distributor penjual eceran gas cair (LPG) kepada Erni Sulistyowati. Mafhum saja, sudah lebih dari 6 bulan, wanita di Kabupaten Bantul, Yogyakarta itu hanya sekali sebulan membeli tabung gas eceran. Itu terjadi sesudah Erni menggunakan biogas dari kotoran puyuh. Sebelumnya, Erni saban 5 hari membeli tabung gas berukuran 3 kg.


Erni beternak puyuh semenjak 2010 di lahan seluas 100 m2. Di lahan itu Erni membangun 32 sangkar berukuran 1 m x 0,8 m x 1,8 m dan setiap sangkar memuat 200 puyuh. Total jenderal Erni mengusahakan 5.000 puyuh. Dari jumlah itu, Erni memperoleh 50 kg/hari kotoran puyuh. “Kotoran itu biasanya dibiarkan teronggok atau dijual sebagai pupuk,” tuturnya.


Keadaan mulai berubah pada September 2012. Saat itu tetangganya, Taufiq Yudi Prasetiawan, memperlihatkan pada Erni untuk menciptakan instalasi biogas kotoran puyuh. Erni tertarik dan membangun instalasi biogas atau reaktor berukuran 4 m3. Dari reaktor itu mengalir biogas dari kotoran puyuh melalui pipa polivinilklorida (PVC) berukuran 3/4 inchi sepanjang 10 meter ke dapur Erni.


 Kalimat itu meluncur dari distributor penjual eceran gas cair  Kotoran Puyuh Makara BiogasKini untuk keperluan memasak, Erni cukup menyalakan tombol kompor gas miliknya. Tidak usang berselang, pasokan gas dari instalasi biogas pun deras mengalir. “Kualitas gas yang dihasilkan tidak berbeda dengan materi bakar gas cair,” ujar Erni. Selain itu kekhawatiran bahwa biogas kotoran puyuh bakal besar lengan berkuasa terhadap citarasa dan anyir kuliner tidak terbukti.


Soal pengisian materi baku biogas, Erni tidak perlu khawatir. Musababnya, setiap 3-4 hari Erni memasukkan 50 kg kotoran puyuh yang dicampur air dengan perbandingan 1:1 ke dalam reaktor. Sebelumnya, reaktor itu diisi 2 ton kotoran puyuh dan dibiarkan selama sepekan untuk fermentasi. Selanjutnya pasokan ke dalam reaktor diberikan seminggu sekali. Jika pemakaian terus-menerus, pengisian harus lebih sering, menjadi 2-3 hari sekali.


Hadirnya instalasi biogas puyuh itu nyatanya membawa berkah bagi Erni. Ia dapat menghemat Rp105.000/bulan. “Saya kini hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp17.500,” kata Erni yang tidak pusing jikalau harga gas elpiji naik.


Belum ada Komentar untuk "Kotoran Puyuh Jadi Biogas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel