Langsat-langsat Unggul Tanahair

 setiap memasuki September mempunyai arti tersendiri Langsat-langsat Unggul TanahairBagi Purnawarman, warga Kelurahan Sungai Jawi, Pontianak, Kalimantan Barat, setiap memasuki September mempunyai arti tersendiri. Di ketika itu dia akan menyambangi salah satu pedagang buah di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo. Pria 65 tahun itu akan membeli 2 kg langsat punggur seharga Rp25.000. “Rasanya anggun dan segar, tidak kalah dengan duku,” ujar pensiunan dari PT Pusri Palembang itu.


Langsat punggur yang disukai Purnawarman itu berasal pohon langsat yang dipanen di Desa Punggur Kecil di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Pedagang buah langganannya itu memang hanya menjual langsat dari desa seluas 45,54 hektar itu yang sohor karena berasa anggun dan menyegarkan.


Sejatinya Kabupaten Kubu Raya memang pusat langsat di Kalimantan Barat. Titiek Purbiati, Arry Supriyanto, dan M Zuhran dalam International Society for Horticultural Science (ISHC) Acta Horticulturae 1006: IV International Symposium on Improving the Performance of Supply Chains in the Transitional Economies pada 2013 menyebutkan sampai 2010, populasi pohon langsat di Kabupaten Kubu Raya mencapai 146.000 pohon dengan produktivitas 70-80 kg/pohon. Total panen pada 2010 mencapai 7.250 ton. Sayangnya seiring alih fungsi lahan menjadi perumahan, populasi pohon langsat yang panen raya setiap September sampai November itu terus menyusut.


Langsat Lansium domesticum sebenarnya tidak terlalu  disukai pengecap Indonesia alasannya yaitu rasa asamnya. Namun tidak semua jenis langsat berasa asam. Langsat punggur salah satunya. Yang lain? Datanglah ke Malang, Jawa Timur. Di sana terdapat langsat singosari yang sohor alasannya yaitu enak, anggun bercampur sedikit asam, dan segar. Buah-buah itu berasal dari panen pohon langsat yang rata-rata berumur di atas 50-60 tahun, bahkan ada yang mencapai di atas umur 150 tahun.


Hasil uji organoleptik oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur di Karangploso, menentukan pohon langsat singosari milik pekebun Amir Husni di Desa Candirenggo sebagai pohon induk tunggal. Pohon berumur di atas 150 tahun dengan buah lonjong dan kulit tipis itu berdaging buah bening serta bertekstur halus. Hebatnya 33,3% produksi buah dari pohon setinggi 12 meter itu tanpa biji.


Langsat kondang lainnya yaitu langsat tanjung. Datanglah ke Pasar Mabuun Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, kawasan buah-buah lokal setempat dijajakan. Di sana ketika panen raya mulai Desember, langsat tanjung banyak dijual. “Langsat tanjung sudah puluhan tahun populer sebagai langsat manis,” ujar Maria, warga Kelurahan Jangkung, Kecamatan Tanjung.


Survei Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH), Kalimantan Selatan mengatakan buah langsat tanjung yang anggun berasal dari pohon yang ditanam di tanah podsolik merah kuning dan terletak di pinggir-pinggir sungai. Nah BPSB-TPH dan Dinas Pertanian Kabupaten Tabalong sudah menyeleksi 10 pohon langsat terbaik sebagai pohon induk. Pohon rata-rata berumur 60 tahun dengan produktivitas 120-150 kg/pohon itu lebih banyak didominasi berasal dari Desa Banyutajun, Kecamatan Tanjung.


Baca Juga

Keragaman Langsat di Indonesia

1. Langsat Ogan Komering Ilir (Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan)

2. Langsat Sleman (Kabupaten Sleman, Yogyakarta)

3. Langsat Singosari (Kabupaten Malang, Jawa Timur)

4. Langsat Matesih (Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah)

5. Langsat Klaten (Kabupaten Klaten, Jawa Tengah)

6. Langsat Tanjung (Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan)

7. Langsat Punggur (Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat)

8. Langsat Hatu Ambon (Ambon, Maluku)


Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Langsat-langsat Unggul Tanahair"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel