Bawang Dayak Turunkan Kadar Gula Darah

Bepergian jauh berkendaraan bagi Karsiman hal biasa. Kesibukannya sebagai tenaga pemasaran sebuah perjuangan perdagangan perkebunan memang membuatnya sering bertugas keluar kota hingga berhari-hari. “Saya biasa menyetir kendaraan sendiri ketika bertugas,” ujar laki-laki 46 tahun itu.

Namun pada Desember 2013, Karsiman mencicipi sesuatu yang tidak biasa di tubuhnya. Badannya terasa lemas sehabis menempuh perjalanan dari Jakarta ke Kediri pulang-pergi. “Selama perjalanan sering mampir buang air kecil di toilet,” ujar ayah 2 anak itu.

Karsiman menerka kadar gula darahnya tengah tinggi. Harap mafhum kadar gula darah Karsiman berkisar 130-140 mg/dl. Benar saja ketika mengecek ke laboratorium, kadar gula darah Karsiman mencapai 491 mg/dl. Tak hanya itu selama 3 bulan berikutnya bobot badan Karsiman menurun menjadi 60 kg dari semula 76 kg selama 3 bulan. “Semua baju dan celana mendadak jadi kebesaran,” ujar Karsiman mengenang.

Karsiman menerka melonjak kadar gula darahnya alasannya yaitu kebiasaannya meminum air bagus dan minuman bersoda setiap kali merasa haus. “Saya juga tidak pantang memakan satai, tongseng, dan durian,” katanya. Kondisi gampang lemas itu pada ujungnya mengganggu acara Karsiman. “Saya sudah jarang bepergian keluar kota,” katanya.

Kesembuhan tiba sesudah seorang rekan Karsiman menyarankannya mengonsumsi kapsul bawang dayak sesudah melihat kondisi Karsiman yang tidak lagi bugar. Selama 2,5 bulan, Karsiman rutin mengonsumsi kapsul bawang dayak 3 kali sehari, masing-masing 2 kapsul. “Saran di kemasan 2 kali sehari, tapi aku meningkatkan takaran hingga 3 kali sehari,” tuturnya.

Walhasil upaya itu berhasil menurunkan kadar gula darahnya secara sedikit demi sedikit hingga pada Juni 2014, kadar gula darahnya sudah mencapai 128 mg/dl dan menginjak Agustus 2014, kadar gula darahnya sudah ajek di kisaran 105-110 mg/dl. “Tubuh lebih bugar dan bobot aku naik kembali hingga ke 73 kg,” katanya.

Saat ini Karsiman sesekali mengonsumsi kapsul bawang dayak seminggu 2 kali sebagai tindakan preventif dan sudah mengurangi konsumsi minuman manis. “Untuk makan aku tidak mempunyai pantangan. Kaprikornus kegemaran saya menyantap satai dan tongseng tetap jalan terus,” kata Karsiman.

Bagikan Artikel ini