Sehat Berkat Daun Gendola
Usia Wirawan Subrata memang tidak muda lagi, 76 tahun. Namun, pensiunan pegawai swasta itu tetap bugar, sehat, bahkan gesit beraktivitas. “Saya sudah diberi bonus umur,” ujar kakek 4 cucu itu.
Untuk menjaga kebugaran itu Wirawan rutin mengonsumsi daun gendola Basella sp semenjak 10 tahun silam. Daun yang kerap disebut binahong merah itu diolah menjadi bermacam-macam sajian mulai ditumis, dicampurkan pada telur dadar, hingga dijadikan lalapan. “Saya konsumsi setiap hari,” ujarnya
Sejatinya daun gendola yang bertulang daun kemerahan itu merupakan flora hias merambat yang mempercantik hunian. Semula Wirawan menanamnya memang sebagai flora hias. Namun sehabis seorang kerabat memberitahukan khasiat daun gendola itu, pehobi golf itu mulai mengonsumsinya. “Rasanya menyerupai sayur bayam,” kata Wirawan. Daun gendola sanggup dibeli di pasar swalayan dan biasanya dikonsumsi oleh ekspatriat Jepang.
Konsumsi daun gendola secara rutin penting menjaga kesehatan karena flora itu berlimpah antioksidan. Antioksidan berfungsi melindungi sel-sel badan dari ancaman radikal bebas pemicu bermacam-macam penyakit degeneratif menyerupai kanker, diabetes mellitus, serta jantung koroner. Bukan itu saja, daun gandola secara empiris terbukti bermanfaat menyehatkan jantung, menurunkan tekanan darah hingga mengobati bisul.
Riset Betty Lukiati dari Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang pada 2014 mengambarkan daun gendola mempunyai senyawa dengan kegiatan antioksidan kuat. Aktivitas antioksidan tersebut lebih besar dibandingkan daun binahong Anredera cardifolia. Suatu senyawa disebut mempunyai kegiatan antioksidan sangat kuat kalau nilai IC50 kurang dari 50 ppm, besar lengan berkuasa bila nilai IC50 antara 50-100 ppm.
Nilai IC50 daun gendola sebesar kurang dari 100 ppm. Nilai IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi ekstrak (mikrogram/mililiter) yang bisa menghambat 50% oksidasi. Semakin kecil nilai IC50, maka semakin tinggi kegiatan antioksidan senyawa itu.
Wirawan yang semenjak muda perokok berat menyadari hal itu. Radikal bebas dari racun asap rokok cukup berbahaya. Setiap hari 11.000 perokok aktif meninggal dunia. Artinya setiap menit 7 orang meninggal. Zat-zat beracun masuk ke badan melalui pernapasan. Bersama dengan metabolisme tubuh, zat itu membentuk radikal bebas, perusak jaringan-jaringan sel.
Riset dr Ida Bagus Putra Adnyana, SpOG dan dr Putu Gde Supriatmaja, SpOG di Bali menunjukkan wanita perokok yang menghabiskan 1-4 batang rokok sehari berisiko 2,5 kali lebih besar terkena jantung koroner. Selain itu pembuluh darah dan akses pernapasan rusak. Meski demikian rokok bukan satu-satunya sumber radikal bebas. Polutan jawaban asap kendaraan bermotor, masakan berpengawet, zat pewangi, dan gas kimia juga memicu radikal bebas, termasuk sayuran dan buah berpestisida.
Wirawan menuturkan daun gendola yang dikonsumsinya tidak melulu harus segar. “Bisa juga dengan meminum air rebusan daun. Tapi merebusnya tidak perlu hingga mendidih biar enzim-enzim di dalamnya tidak rusak,” kata ayah 2 putra itu yang juga mengombinasi dengan rutin mengonsumsi tempe yang ditumis menggunakan minyak zaitun itu. Anda tertarik mencobanya?
Belum ada Komentar untuk "Sehat Berkat Daun Gendola"
Posting Komentar