Walet 23: Cericit Walet Di Batam
Bangunan walet 2 lantai dengan rumah kera di atasnya senyap. Tak ada lengkingan bunyi cericit walet dari cakram cd pemanggil walet. Bangunan berumur lebih dari 10 tahun itu menjadi bangunan tertinggi di area kebun mangga, durian, jeruk, dan buah unik lain di lahan seluas lebih dari 100 ha.
Bebeja.com yang mendatangi lokasi rumah walet itu bersama si empunya, semula kesulitan mengenali bangunan yang nyaris terkurung aneka tanaman buah itu.
Namun berjarak 50 m dari bangunan selepas gerbang masuk kebun, bangunan itu sanggup dikenali dengan keberadaan rumah kera di atasnya. “Produksinya sudah sekitar 20-25 kg setiap tahun,” ujar Fajar-nama samaran, si empunya bangunan itu.
Sejauh mata memandang ketika menyusuri bab kebun yang lebih tinggi posisinya, hanya bangunan walet itu yang yang berada di lokasi berjarak sekitar 15 km selepas Jembatan Barelang. Secara makrohabitat kondisi lokasi tersebut ideal bagi perkembangan walet. Populasi serangga cukup besar karena berada di area kebun. Di luar kebun pun terhampar spot-spot tanaman industri. “Di sini juga banyak cekungan air besar yang disukai walet,” kata Fajar.
Lokasi bangunan walet oleh Fajar sangat jauh dari pemukiman. Harap mafhum kebanyakan rumah walet di Kota Batam justru dibangun di kawasan perumahan. Ujung-ujungnya muncul keluhan warga karena bising oleh bunyi cakram pemanggil walet, sampai ketakutan terhadap wabah penyakit yang mungkin sanggup terbawa oleh walet.
Pasar sarang walet di Batam bahu-membahu menjanjikan. Banyak konsumen menyukai sup sarang burung walet. Salah satu restoran penyedia sup itu yaitu Bird’s Nest Shop. “Saya mengonsumsi sup sarang burung walet setiap 2 ahad sekali untuk menjaga kebugaran,” kata Johan, pengunjung restoran itu. Tak hanya kebugaran, sup yang dimasak dengan ??cara mengukus dan disajikan dengan tambahan gula kerikil itu juga diyakini mujarab untuk mengatasi keluhan di paru-paru sampai obat baka muda.
Belum ada Komentar untuk "Walet 23: Cericit Walet Di Batam"
Posting Komentar