Formulasi Hemat Pakan Pembesaran Lele

Persentase biaya pakan 60-70% dari total jenderal ongkos budidaya ikan konsumsi air tawar menerima perhatian peternak saat menggunakan pakan pabrik. Pakan pabrik yang harganya relatif mahal memang mempunyai keunggulan, menyerupai kadar nutrisi terukur dan stabil.

“Saya menggunakan 50% pakan pabrik, sisanya pakan buatan sendiri,” ujar Jojo, peternak lele di Indramayu, Jawa Barat. Kombinasi itu bisa mereduksi total biaya pakan sampai 20%.

Sejatinya, pakan buatan sanggup diproduksi peternak dengan mutu tinggi menyerupai pakan pabrik, asalkan memenuhi formulasi standar. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Jawa Barat, merilis formulasi hemat pakan pembesaran lele yang bermutu dengan biaya murah. Upaya itu juga mendorong Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GEPARI).

Formulasi pakan itu menggunakan materi yang gampang diperoleh peternak menyerupai tepung ikan, dedak halus, dan tepung tapioka. Pemilihan bahan-bahan tersebut sudah memperhitungkan kadar nutrisi untuk pembesaran lele. Contoh protein. Protein pakan pada pembesaran berkisar 24-25%. Pemakaian tepung ikan dengan persentase protein 55% (setelah proses pengolahan menjadi sekitar 30%), memenuhi kelayakan pakan untuk pembesaran lele.

Bila tepung ikan sulit diperoleh, BBPBAT memperlihatkan solusi dengan subsitusi menggunakan tepung eceng gondok. Gulma air tersebut mempunyai kadar protein sampai 32%. Bila diolah menjadi tepung, ongkos produksi tetap lebih murah, sekitar Rp1.000-Rp1.500/kg.

Formulasi Hemat Pakan Pembesaran Lele Untuk Produksi 100 Kg:

Bahan: Tepung ikan (55 kg; harga Rp6.000/kg; total Rp330.000), dedak halus (35 kg; harga Rp3.000; total Rp105.000), feed aditif (2 kg; harga Rp5.000; total Rp10.000), minyak sayur (2 liter; harga Rp6.500; total Rp13.000), dan tepung tapioka (6 kg; harga Rp6.500; total Rp39.000).

Total ongkos produksi pakan per 100 kg dengan kadar protein 34,65% sebesar Rp497.000. Harga di luar investasi mesin pembuat pelet dan tenaga kerja.

Bagikan Artikel ini