Kenali 3 Kerusakan Pot Tabulampot

Asepudin masygul ketika menjumpai pot tabulampot mangga miliknya pecah pada sisi samping pot karena tak besar lengan berkuasa menahan desakan akar. “Belum hingga 2 tahun sudah pecah,” ujarnya. Seiring bertambah besarnya pohon mangga, semestinya pehobi di Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu lekas mengganti dengan ukuran lebih besar.

Sejatinya, pertumbuhan akar pada tumbuhan buah di pot tidak berbeda jika tumbuhan tersebut ditanam di tanah. Akar mangga yang merupakan jenis akar tunggang akan mayoritas tumbuh melebar ke samping. Pot menciptakan ruang tumbuh akar itu menjadi terbatas sehingga jika tidak kokoh dan lentur untuk menahan desakan akar, ia akan jebol.

Sarjito, penangkar tumbuhan buah di Banjarnegara, Jawa Tengah, menuturkan pehobi memang perlu mencermati pot dari tumbuhan buah yang ditanam. Idealnya, pot bisa memperlihatkan keleluasaan pada pertumbuhan akar, bisa menjaga sirkulasi udara serta air, serta tidak lekas rusak dan rapuh. “Untuk tabulampot biasa digunakan drum, karung, serta pot plastik,” kata Sarjito.

Drum mempunyai keunggulan berdinding kokoh, tapi pada pemakaian jangka panjang ringkih sebab karat. Bagian yang paling sering rusak yaitu dasar drum. Harap mafhum selain karat sebab air, ia juga harus menahan beban dari media tanam yang terus memadat seiring waktu.

Karung dan pot plastik jauh lebih murah, ringan, dan praktis. Namun dari sisi kekuatan, keduanya lebih rendah ketimbang drum. “Kerusakan pada karung sebab bahannya memang bukan untuk pemakaian pada tanaman, sehingga cepat lapuk,” ujar Sarjito.

Pelapukan itu terjadi mulai dari kepingan atas yang merembet ke bawah. Pelapukan tersebut merupakan pengaruh dari sejumlah kondisi menyerupai paparan sinar matahari, hujan, hingga lumut.

Bila menggunakan materi plastik HDPE menyerupai kantong tanam, hal itu tidak akan terjadi. Apalagi sifat dari plastik kantong tanam tersebut lentur dan serat-seratnya saling memperkokoh. “Saya sudah memakainya untuk sawo selama 3 tahun dan masih bagus,” kata Winda Agustin, pehobi tumbuhan buah di Cilandak, Jakarta Selatan.

Bagikan Artikel ini