Agribisnis Pertanian Unggulan

Agribisnis menjadi salah satu pilihan alternatif ketika Indonesia mengalami awal krisis ekonomi tahun 1997-1998. Berkat fenomena tersebut, banyak orang mengenali potensi agribisnis yang ada.

Banyak yang gagal alasannya ialah tak bisa bertahan, tetapi tak sedikit yang sukses menyebarkan perjuangan dan berpindah profesi sebagai pekebun atau pengusaha di bidang agribisnis. Apa kelebihan dari perjuangan agribisnis pertanian?

1. Ketergantungan masyarakat akan banyak sekali komoditas agribisnis sangat tinggi. Sebagai materi dari bermacam materi pangan pokok, penunjang, dan tambahan, perjuangan yang berbasis agribisnis tentu tak menemui kesulitan tinggi ketika memasarkan. Namun, untuk hingga pada tingkatan layak perjuangan atau menghasilkan marjin tinggi, diharapkan kejelian dalam melihat profil pasar.

2. Dengan berbasis pada sumberdaya lokal, maka sebagai perjuangan ekonomi, agribisnis tergolong perjuangan irit devisa. Dampaknya produk yang dihasilkan mempunyai daya saing kuat.

3. Jaringan tataniaga di bidang agribisnis tergolong sangat kuat, baik itu jaringan perjuangan kedepan (forward linkage) maupun jaringan ke belakang (backward linkage). Hal itu akan mendorong industri hulu dan hilir (agroindustri) termasuk sektor jasa menjadi makin pesat.

4. Ketersediaan sumberdaya insan (SDM) di bidang ini berlimpah, demikian pula kultur masyarakat yang sangat menunjang menciptakan para pengusaha tak kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan. Dampak sosialnya, akan mengurangi pengangguran dan menunjang pengembangan agribisnis.

5. Ketersediaan lahan dan sumberdaya alam Indonesia yang besar dan belum dimanfaatkan secara optimal, menjadi prasyarat dasar yang dimiliki bangsa ini untuk menyebarkan agribisnis.

6. Kontribusi agribisnis dan agroindustri dalam perekonomian nasional (PDB) cukup besar, khususnya dalam industri nonmigas sehingga pada jadinya pengembangan agribisnis identik dengan pemberdayaan perekonomian rakyat.

Bagikan Artikel ini