Budidaya Bandeng Bebas Bau Lumpur

Bandeng hasil budidaya di tambak kerap berbau lumpur ketika dikonsumsi Budidaya Bandeng Bebas Bau Lumpur


Bandeng hasil budidaya di tambak kerap berbau lumpur ketika dikonsumsi. Namun dengan memindahkan lokasi budidaya bandeng menggunakan keramba jaring apung (KJA), bandeng konsumsi bakal bebas busuk lumpur dan dagingnya lebih kenyal serta gurih.


Dari segi fisik, bandeng yang dibudidaya di KJA sanggup dibedakan dari bandeng tambak. Bandeng KJA bertubuh agak bulat, bersih, dan sisik mengkilap. Sementara bandeng tambak bertubuh agak panjang dan agak kusam.


Soal pasar, bandeng KJA juga terserap. Berapa pun ukuran ikan, semuanya mempunyai segmen pasar. Ukuran 5-10 cm laris sebagai umpan hidup kapal penangkap tuna dan cakalang. Bandeng berukuran sedang dan super, 3-4 ekor/kg masuk pasar konsumsi dengan harga Rp12.000-Rp15.000/kg. Berikutnya bandeng berbobot di atas 0,5 kg dicari sebagai calon induk di hatchery.


Budidaya bandeng di KJA mempunyai seabrek kelebihan: gampang dikontrol, sirkulasi air lancar, tak ada pengolahan tanah dan susukan air. Bandeng sanggup ditebar dengan kepadatan tinggi 450 ekor/m2. Pada budidaya bandeng di tambak, populasinya 200 ekor/m2.


Lokasi ideal KJA berada di muara sungai, selat, dan teluk. Sebab, ketiganya mempunyai sistem sirkulasi air yang baik, berkadar garam rendah, dan kadar oksigen terlarut memadai. Lokasi KJA juga perlu terlindung dari pencemaran, angin, arus, serta gelombang besar.


Pembuatan KJA sanggup diubahsuaikan dengan ketersediaan materi baku. Keramba jaring apung lazim berbentuk bujursangkar berukuran 2 m x 2 m x 2 m atau 4 m x 4 m x 4 m dengan jaring polietilen.


Budidaya bandeng di KJA dilakukan secara bertahap. Langkah awal dengan mendeder. Nener dari hatchery dipelihara di petak tambak atau hafa sampai berbobot rata-rata 3 gram/ekor dengan badan sepanjang 10 cm. Pendederan dilakukan untuk merangsang benih merespon pakan. Cara itu melatih bandeng lebih tahan pada kondisi arus bergelombang kuat. Lokasi pendederan perlu akrab KJA biar nener tidak stres ketika dipindahkan.


Dari hatchery benih dipindah ke KJA. Penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi atau malam hari untuk mengurangi stres. Satu unit KJA 2 m x 2 m x 2 m sanggup memuat 3.600 benih atau kepadatan sekitar 450 ekor/m2 sampai mencapai bobot 250-300 ekor/m2. Pada bandeng super, benih perlu dipindah sesudah berbobot rata-rata 100-150 gram/ekor ke KJA 4 m x 4 m x 4 m dengan kepadatan 125 ekor/m2.


Pakan bandeng ialah pelet terapung yang diberikan pagi, siang, dan sore hari. Dosis pertolongan pakan minimal 6% dari total bobot ikan di KJA. Berikutnya, jangan lupa melaksanakan seleksi setiap 1-2 minggu. Bandeng berukuran sama dipisahkan ke KJA lain. Panen dilakukan tergantung undangan konsumen.


Kapal-kapal penangkap tuna dan cakalang membutuhkan bandeng berukuran 75 gram/ekor dengan usang pemeliharaan 25-35 hari. Bobot konsumsi 300-400 gram/ekor diperoleh 90-120 hari. Khusus bandeng super berbobot 800-1.000 gram/ekor dicapai sesudah 150-180 hari budidaya.


Waktu panen agak usang dibutuhkan untuk calon induk, mencapai 2,5-4 tahun dengan bobot 3-4 kg/ekor. Kecuali calon induk, feed convertion ratio (FCR) bandeng rata-rata 2,5. Artinya untuk memperoleh 1 kg bandeng diharapkan 2,5 kg pakan.


Belum ada Komentar untuk "Budidaya Bandeng Bebas Bau Lumpur"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel