Walet 21: 7 Rahasia Beli Rumah Walet
Iklan penjualan rumah walet gencar dipromosikan secara online maupun melalui suratkabar. Gejala itu terkait aneka macam faktor menyerupai rumah walet tidak pernah atau sedikit dihuni walet. Hal lain alasannya jual butuh, pembagian warisan, bahkan mungkin sengketa.
Kondisi itu tak pelak menjadi peluang bagi peternak atau pebisnis yang ingin mempunyai rumah walet. Peluang itu tetap perlu dipertimbangkan masak-masak serta penuh kehati-hatian.
1. Penentuan lokasi menjadi penting ketika membeli rumah walet. Idealnya, lokasi merupakan lintasan walet. Sebaiknya pilih lokasi rumah yang ada atau erat pusat walet. Faktor keamanan tetap perlu dicermati alasannya membeli rumah walet, tapi sarangnya banyak dipetik pencuri, bukan pilihan bagus.
2. Lihatlah daya dukung lingkungan sekitar rumah walet. Meski berada di pusat walet, tapi lingkungan tidak mendukung lagi akan menciptakan peternak merugi alasannya sedikit walet masuk. Hal itu pula yang disinyalir menyebabkan banyak rumah walet dijual alasannya populasi walet stagnan. Daya dukung lingkungan untuk menyediakan pakan tidak sanggup dipertahankan sehingga walet berpindah lokasi.
3. Harga bangunan berikut tanah perlu diamati. Sebagai citra harga lahan berikut bangunan rumah walet rata-rata Rp1-juta-Rp1,5-juta/m2 tergantung pada lokasi. Harga beli tersebut akan meningkat sejalan jumlah produksi sarang. Sampai awal 2000-an, penambahan sekilo produksi sarang memberi nilai tambah hingga Rp1-miliar. Harga itu sekarang menurun, Rp250-juta-Rp400-juta/kg untuk sarang walet dan Rp80-juta-Rp150-juta/kg untuk sarang sriti.
4. Bila merasa cocok dengan lokasi dan bangunan, lakukan pengecekan lebih dalam. Mintalah proteksi orang yang paham karena transaksi jual-beli acapkali terjadi kecurangan. Contoh pembeli seringkali terjebak sarang tempelan. Bahkan di dalam sarang ditaruh piyik walet sehingga sarang terlihat asli.
5. Yang sering terjadi calon pembeli bahagia ketika rumah walet berisi banyak sarang. Sebab itu untuk memastikan kebenarannya, hitung jumlah walet masuk. Paling tidak jumlah populasi walet empat kali jumlah sarang. Cara itu dilakukan dengan mengamati rumah walet sehari penuh, terutama ketika walet pulang.
Penjual badung sering beralasan sarang gres saja dipetik ketika jumlahnya tidak sesuai dengan penawaran harga. Kondisi itu sanggup dicek dengan melihat posisi kotoran walet. Kotoran walet harus berada sempurna di bawah daerah walet bersarang. Kotoran itu biasanya mengonggok menyerupai bukit kecil dan tidak sanggup diakali dengan menaburkan kotoran.
6. Kalaupun masih belum yakin, pastikan di atas gundukan itu terdapat cipratan menyerupai lendir berwarna putih. Lendir itu ialah asam urat yang tidak sanggup diurai oleh badan walet. Calon pembeli juga harus melihat kotoran yang melekat pada tembok. Kotoran walet pada tembok tampak menyerupai coretan-coretan kecil. Petunjuk itu pun sanggup dipalsukan. Harap mafhum ada yang mencampur kotoran dengan air, kemudian menyiramkan ke tembok.
7. Rumah walet yang dibeli sebaiknya sudah dihuni walet dan sriti. Populasi seriti minimal 100 ekor dan 20-30 walet. Jumlah itu menerangkan rumah disukai walet. Perlu diingat rumah walet yang gres berproduksi berharga lebih mahal daripada rumah yang dijual, tapi sudah 5-6 kali dipanen. Rumah gres berproduksi berprospek lebih manis alasannya diperkirakan panen berikutnya meningkat. Itu berbeda dengan penjualan rumah walet renta yang penambahan produksi tidak setinggi rumah baru.
Belum ada Komentar untuk "Walet 21: 7 Rahasia Beli Rumah Walet"
Posting Komentar