Pilihannya Mi Sagu
World Instant Noodles Association (WINA) menyebutkan konsumsi mi kuning berbahan baku tepung gandum di Indonesia pada 2013 mencapai angka 14,1-miliar bungkus mi.
Bahan baku gandum penting alasannya yakni kandungan gluten menciptakan mi tersebut mempunyai sifat lentur sehingga tak gampang putus ketika dicetak hingga dimasak. Sejauh ini materi baku gandum masih mengandalkan impor.
Pilihan lain subsitusi gandum yakni sagu. Pangan pokok warga Maluku dan Papua itu cocok pula menjadi materi mi. Apalagi potensi produksi sagu di tanahair mencapai 27-juta ton/tahun. Bahan baku melimpah. Kelebihan lain sagu yakni mempunyai indeks glikemik (pengukuran kenaikkan kadar gula darah) kurang dari 55 sehingga cocok bagi penderita diabetes.
Membuat mi sagu relatif mudah. Pertama rebus 10 liter air bersama 0,25 kg tawas atau aluminium kalium sulfat selama 5 menit. Tawas berfungsi untuk memperbaiki tekstur gabungan mi.
Berikutnya, masukkan 5 kg tepung sagu dan tambahkan 5 liter air, kemudian diaduk hingga homogen. Adonan awal itu dicampurkan lagi dengan 20 kg tepung sagu dan diaduk selama 20 menit. Adonan kenyal itu lantas siap dicetak menjadi mi menggunakan mesin cetak mi.
Mi jadi sanggup direbus selama 30 detik dan segera rendam dalam air cuek selama 1 jam. Tiriskan lantas tambahkan 1 kg minyak nabati. Tujuannya untuk mencegah mi lengket sekaligus menciptakan penampilan mi mengkilap dan bercitarasa gurih. Bila dijadikan mi kering, cukup mengukus selama 2 menit sehabis keluar dari mesin cetak mi lantas dioven selama 2 jam pada suhu 40-50 derajat Celcius.
Belum ada Komentar untuk "Pilihannya Mi Sagu"
Posting Komentar