Ir Yos Sutiyoso (2): Hidroponik Dengan Intensitas Cahaya Tinggi
Suatu hari di sebuah greenhouse hidroponik sayuran di Tangerang, Provinsi Banten. Pengukuran intensitas cahaya di lokasi dataran rendah itu melalui komputer memperlihatkan angka 15,1 L. Artinya intensitas cahaya di dalam rumahkaca tersebut mencapai 151.000 Lux.
Lux merupakan satuan pengukuran intensitas cahaya di Eropa. Berbeda dengan fc (foot candles) yang digunakan di Amerika Serikat. Perbandingan 1 fc setara dengan 10,87 Lux, sehingga intensitas cahaya di greenhouse itu setara 13.900 fc.
Padahal hingga ketika ini persepsi intensitas cahaya di wilayah Tangerang pada siang hari, tanpa berawan, mencapai 10.000 fc. Namun, angka itu tidak selamanya ajek alasannya yaitu seringkali awan berarak, kondisi mendung, bahkan kadang gerimis disertai hujan sesudahnya. Persepsi itu terbukti salah melalui pengukuran lightmeter di dalam greenhose beratap plastik polikarbonat yang bersifat menyerap cahaya.
Saya mengingat bahwa Kuwait di Timur Tengah dengan hamparan padang pasir, memiliki intensitas cahaya tinggi hingga 14.000 fc. Kondisi itu yang memaksa pohon kurma berbuah serta berasa bagus lagi!. Sebab itu pantas kalau tumbuhan lettuce yang ditanam di dalam greenhouse di Tangerang itu memperlihatkan tanda-tanda tipburn alias terbakar, terutama pada ketika bulan-bulan dengan cahaya matahari penuh pada Agustus hingga September.
Apa pengaruh tingginya intensitas cahaya itu? Intensitas cahaya tinggi akan mengakibatkan fotosintesa berlangsung gencar sehingga memperbesar kadar C/N dan mendorong tumbuhan cepat beralih fase dari vegetatif ke generatif. Dampaknya lettuce berumur 3 pekan sudah mulai bolting, tumbuh batang ke atas untuk menyangga inflourocentia, tangkai bunga, sehingga perlu segera dipanen biar tetap bernilai jual tinggi.
Di sisi lain, pertumbuhan cepat itu sangat menguntungkan, bahkan dianggap sangat baik untuk mencapai stadium maximum leave production. Kondisi itu akan menguntungkan bagi industri mix salad sebagai dressing yang belakangan kebutuhannya terus meningkat. Makara patokan terdahulu untuk intensitas cahaya bagi perkembangan lettuce sebesar 8.000 fc, sekarang terpaksa direvisi menjadi 12.000 fc (Ir Yos Sutiyoso).
Ir Yos Sutiyoso lahir di Jakarta pada 15 Maret 1930. Pehobi anggrek semenjak 1952 itu merupakan hebat hama tumbuhan dan aktif di banyak sekali perhimpunan ibarat entomologi, fitopatologi, dan ilmu gulma. Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada 1958 itu hebat meramu pupuk hidroponik dan menjadi konsultan hidroponik untuk produksi bunga potong dan sayuran. Belasan buku berkaitan anggrek dan hidroponik sudah diterbitkan antara lain Hidroponik NFT, Aeroponik, dan Hidroponik Rakit Apung.
Belum ada Komentar untuk "Ir Yos Sutiyoso (2): Hidroponik Dengan Intensitas Cahaya Tinggi"
Posting Komentar