Ir Yos Sutiyoso (3): Antisipasi Cendawan Pada Budidaya Hidroponik
Mari berbicara perihal budidaya flora hidroponik. Bayangkanlah sebuah greenhouse yang beratap plastik ultraviolet (UV) dengan seluruh sisinya dibalut screen atau kasa. Kondisi itu menciptakan daun flora tidak pernah lembap akhir kehujanan.
Meski berjuta-juta spora dan cendawan menetap di daun tersebut, tapi selama tidak terdapat lapisan air di permukaan daun, spora tidak akan pernah menetas. Pun tenunan benang miselia cendawan patogen tidak bakal terbentuk sehingga flora bebas serangan “penyakit”.
Benteng lain flora ialah pupuk hidroponik AB Mix. Saat meramu pupuk tersebut, asupan kalsium (Ca) dan fosfat (P) perlu diperbanyak sehingga sanggup memperkuat dinding atau epidermis sel. Semakin berpengaruh dinding sel itu, makin sulit bagi miselia cendawan berupaya menembus. Harap mafhum jikalau cendawan bisa menembus dinding sel, beliau akan menyedot sitoplasma sel sehingga flora rusak.
Kehadiran fosfat yang aktif pada proses fotosintesa akan banyak membentuk Adenosin Tri Phospat (ATP), materi baku pembentukan crude fiber atau serat kasar. Bahan baku itu otomatis akan memperkokoh dinding sel tanaman. Semakin kokoh dinding sel, makin sulit bagi miselia cendawan menerobos masuk.
Peningkatan jumlah unsur magnesium (Mg) pun berdampak positif. Kehadiran magnesium akan meningkatkan kualitas klorofil atau butir hijau daun sehingga proses fotosintesa berjalan mulus, berlimpah serat kasar, dan memperkuat dinding sel. Pantas dengan kondisi itu, cendawan semakin tidak berkutik. Pun kehadiran kalium (K). Jumlah memadai kalium akan menciptakan proses fisiologi, distribusi, transportasi, sampai penempatan asimilat sesuai lokasi berjalan ideal. Ujungnya flora mempunyai toleransi tinggi terhadap serangan cendawan.
Kation amonium NH4+ yang sering menyebabkan ammonium toxicity, berbobot ringan. Sebab ringan itu, maka beliau akan banyak diserap oleh akar, termasuk air yang mengikutinya. Dampaknya? Sel-sel flora akan berubah ukuran menjadi besar, tapi ketahanannya amburadul. Inilah peluang terbesar cendawan untuk menikam. Itu sebabnya jumlah amonium harus ditekan seminimal mungkin. Amonium terdapat dalam Urea dan amonium sulfat.
Ingin flora lebih berpengaruh lagi? Berikan sinar matahari berlimpah dengan usang kontak selama 8 jam dan intensitas cahaya 10.000 fc. Apa sebab? Kondisi tersebut menciptakan flora ulet melaksanakan fotosintesa sehingga serat bernafsu pun banyak terbentuk yang ujung-ujungnya akan memperkokoh dinding sel. Sebagai epilog bahasan ini, pendekatan pemecahan dilema secara simultan perlu pedoman mendalam, tapi aplikasi solusinya sanggup dilakukan tanpa banyak kesulitan (Ir Yos Sutiyoso).
Ir Yos Sutiyoso lahir di Jakarta pada 15 Maret 1930. Pehobi anggrek semenjak 1952 itu merupakan jago hama flora dan aktif di banyak sekali perhimpunan menyerupai entomologi, fitopatologi, dan ilmu gulma. Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada 1958 itu jago meramu pupuk hidroponik dan menjadi konsultan hidroponik untuk produksi bunga potong dan sayuran. Belasan buku berkaitan anggrek dan hidroponik sudah diterbitkan antara lain Hidroponik NFT, Aeroponik, dan Hidroponik Rakit Apung.
Belum ada Komentar untuk "Ir Yos Sutiyoso (3): Antisipasi Cendawan Pada Budidaya Hidroponik"
Posting Komentar