Budidaya Temulawak – Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak

Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak Bagi Pemula


Hai Sahabat…Kali ini kita akan membahas ihwal cara budidaya tumbuhan rimpang Temulawak. untuk lebih jelasnya mari simak pembahasan berikut ini.


Temulawak atau dalam bahasa latin disebut Curcuma xanthorrhiza yakni salah satu tumbuhan rimpang dari suku Zingiberaceae atau suku temu-temuan. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan obat yang berasal dari Indonesia terutama Pulau Jawa.


Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak Bagi Pemula Budidaya Temulawak – Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak



Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Upadivisi: Angiospermae

Kelas: Monocotyledonae

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Curcuma

Spesies: Curcuma xanthorrhiza


Temulawak mempunyai batang semu dengan ketinggian lebih kurang 2 meter, berwarna hijau sampai cokelat gelap, rimpangnya mempunyai ukuran besar dan bercabang dengan warna coklat kemerahan, kuning renta sampai hijau gelap, mempunyai aroma yang tajam serta mempunyai rasa yang pahit. Daunnya berbentuk lingkaran menanjang sampai lanset, berwarna hijau, cokelat keungguan terang atau cokelat keungguan gelap. Bunga temulawak berwarna kuning renta dan letaknya bergerombol.


Berikut yakni Cara Budidaya Temulawak :


Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak Bagi Pemula Budidaya Temulawak – Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak


Syarat Tumbuh


Temulawak sanggup tumbuh pada kawasan dengan ketinggian berkisar antara 5 mdpl sampai 1000 mdpl. Temulawak sanggup tumbuh pada lahan yang teduh, tapi juga tumbuhan ini sanggup tumbuh pada lahan yang terik lantaran tumbuhan ini mempunyai daya pembiasaan yang tinggi terhadap banyak sekali cuaca yang ada di kawasan beriklim tropis, Suhu yang baik untuk budidaya temulawak yakni berkisar antar 19°C sampai 30°C, curah hujan yang baik untuk penanaman temulawak yakni 1000 mm/th sampai 4000 mm/th,Serta temulawak sanggup tumbuh pada semua jenis tanah namun akan lebih baik tumbuh pada jenis tanah yang gembur, subur dan mempunyai sistem drainase yang baik.



  • Pembibitan


Pembibitan temulawak dilakukan dengan cara memakai rimpang utama/ rimpang induk ataupun dengan memakai rimpang cabang. Rimpang yang dipakai untuk bibit diperoleh dari tumbuhan yang sehat dan telah renta berumur sekitar 10 bulan sampai 12 bulan. Kebutuhan bibit untuk setiap hektar yakni sekitar 1500 sampai 2000 kg rimpang induk dan 500 sampai 700 kg rimpang cabang. Pembibitan dimulai dengan membongkar rimpang pada tumbuhan induk kemudian rimpang dibersihkan akar dan tanah yang menempel. Lalu pisahkan antara rimpang induk dan rimpang cabang.


Rimpang induk yang akan dibentuk bibit selanjutnya dibelah menjadi 4 bagian, kemudian dijemur selama 4 sampai 6 hari dengan waktu sekitar 3 sampai 4 jam/ harinya. Barulah rimpang induk bibit sanggup di tanam.


Rimpang cabang atau rimpang anakan yang telah diambil kemudian di letakan pada tempat yang lembab dan gelap selama 1 bulan sampai 2 bulan sampai keluar tunas gres Atau juga sanggup dengan cara menimbun rimpang dalam tanah di tempat teduh kemudian menyiraminya setiap pagi atau setiap sore sampai rimpang bertunas. Setelah bertunas rimpang dipotong menjadi beberapa potongan yang mempunyai 2 mata tunas atau 3 mata tunas. Barulah rimpang cabang siap ditanam.



  • Lahan Tanam


Lahan yang akan ditanami temulawak sebaiknya dipersiapkan 30 hari sebelum penanaman. Lahan sanggup berupa pekarangan, tegalan, atau perkebunan. Lahan yang akan ditanami temulawak dibersihkan dari gulma taua rumput pengganggu lainnya, kemudian tanah digemburkan dengan cangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm. Selanjutnya buatlah bedegan dengan uluran lebar sekitar 120 cm sampai 200 cm, tingginya sekitar 30 cm dengan jarak antar bedeng sekitar 30 cm sampai 40 cm ( untuk sistem drainase).Setelah itu, buat lubang tanam dengan ukuran sekitar 30 cm x 30 cm dengan kedalaman lubang sekitar 60 cm dan jarak antar lubang sekitar 60 cm x 60 cm, kemudian beri lubang tanam dengan pupuk organik berupa pupuk sangkar dengan takaran 1-2 kg/lubang tanam.



  • Penanaman


Penanaman baik dilakukan dengan cara monokultural dan pada awal trend penghujan terkecuali pada kawasan yang dialiri air sepanjang tahun. Setelah lubang tanam siap masukkan 1 bibit temulawak dengan posisi mata tunas menghadap ke arah atas, kemudian timbun dengan tanah.



  • Pemeliharaan


Pemeliharaan temulawak sehabis tanam antara lain penyulaman, penyiangan, pembubunan, pemulsaan, pengairan dan penyiraman, pemupukan serta penyemprotan pestisida.



  1. Penyulaman

    Penyulaman dilakukan untuk mengganti tumbuhan yang mati atau tidak tumbuh dengan tumbuhan yang baru.

  2. Penyiangan

    Penyiangan dilakukan pada 2 bulan dan 4 bulan sehabis tanam selanjutnya penyiangan dilakukan sesuai dengan frekuensi pertumbuhan gulma.

  3. Pembubunan

    Bersamaan dengan penyiangan dilakukan pembubunan yaitu menimbun kembali perakaran rimpang yang tanahnya terbawa oleh air.

  4. Pemulsaan

    Pemulsaan juga perlu dilakukan supaya menjaga kelembaban tanah dan mengurangi volume pertumbuhan gulma. Mulsa sanggup memakai jerami yang di hamparkan pada permukaan anah bedengan.

  5. Pengairan dan Penyiraman

    Pengairan dilakukan secara rutin pada pagi hari atau sore hari pada masa awal penanaman, pengairan selanjutnya dilakukan sesuai dengan kondisi iklim dan tanah. Penyiraman dilakukan pada trend kemarau supaya menjaga pertumbuhan dan tanah tidak dalam keadaan kering.

  6. Pemupukan susulan

    Pemupukan sanggup dilakukan memakai pupuk organik maupun dengan pupuk non organik sesuai dengan takaran yang di tentukan.

  7. Penyemprotan Pestisida

    Jika hama dan penyakit mulai menyerang lakukan segera penyemprotan pestisida.



  • Hama dan Penyakit


Hama yang sering menyerang tumbuhan temulawak yakni Chrysodeixis chalcites Esp atau ulat jengkal, Mimegrala coerulenfrons Macquart atau lalat rimpang, dan Agrotis ypsilon Hufn atau ulat tanah. Pengendalian hama sanggup dilakukan dengan insektisida.

Penyakit yang seing menyerang tumbuhan temulawak yakni Jamur Fusarium (disebabkan oleh F. oxysporum Schlecht, Phytium sp. dan basil Pseudomonas sp.) serta Penyakit layu (disebabkan oleh basil Pseudomonas sp.)



  • Pemanenan


Pemanenan sanggup dilakukan sehabis tumbuhan temulawak sudah berumur sekitar 9 bulan atau 10 bulan sehabis penanaman. Ciri temulawak yang siap panen yakni daunnya menguning dan kering serta rimpangnya besar berwarna kuning kecokelatan. Pada sekitar 1 hektar lahan diperkirakan sanggup menghasilkan sekitar 10 ton sampai 20 ton temu lawak.


Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak Bagi Pemula Budidaya Temulawak – Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak


Demikian artikel pembahasan tentang”Budidaya Temulawak – Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa




Belum ada Komentar untuk "Budidaya Temulawak – Rahasia Sukses Dalam Budidaya Temulawak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel