Panduan Lengkap Cara Budidaya Kepiting Bakau Bagi Pemula Agar Sukses

Panduan Lengkap Cara Budidaya Kepiting Bakau Bagi Pemula Agar Sukses – Kepiting bakau (Scylla spp.) yaitu sejenis kepiting yang hidup di ekosistem hutan bakau dan estuaria, anggota suku Portunidae. Kepiting ini mempunyai nilai irit penting ini sanggup ditemukan di pantai-pantai pesisir Afrika, Asia dan Australia. Dalam bahasa Inggris kepiting bakau ini disebut mangrove crab, mud crab, dan juga Indo-Pacific swamp crab. Terdapat 4 spesies kepiting bakau diantaranya Scylla olivacea, Scylla paramamosain, Scylla serrata dan Scylla tranquebarica.


Klasifikasi Kepiting Bakau

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Subfilum: Crustacea

Kelas: Malacostraca

Ordo: Decapoda

Infraordo: Brachyura

Famili: Portunidae

Genus: Scylla


Cara Budidaya Kepiting Bakau


Pengadaan Benih Kepiting Bakau


Pilihlah indukan kepiting bakau yang sehat dengan adanya reaksi gerak cepat aktif dari mata dan kakinya; tidak cacat; matang gonad dan mempunyai lebar karapas 9-10 cm lebih untuk kepiting betina serta 11 cm lebih untuk kepiting jantan; mempunyai berat 185 – 250 gram; serta tidak terjangkit jamur atau bercak berwarna coklat hitam di permukaan kulitnya.


Kemudian, wadah atau kolam pembenihan harus dicuci dan dikeringkan selama 2-3 hari. Pemeliharaan induk dalam kolam harus diadaptasi dengan kondisi lingkungan biologis alaminya sehingga harus ditambahkan substrat pasir kurang lebih setebal 15 cm pada dasar bak. Kedalaman air dalam kolam 10-20 cm dan dilengkapi aerasi dengan jumlah 1 buah/m².


Dalam mempercepat kematangan gonad, lakukan ablasi mata yaitu pemotongan satu tangkai bola mata. Pada tangkai mata kepiting terdapat organ yang menghambat perkembangan ovary sehingga tujuan ablasi mata ini yaitu untuk mempercepat kematangan gonad untuk kepiting bakau betina.


Sebelum ditebarkan, induk diaklimatisasi terlebih dahulu supaya tidak stres. Padat penebaran sebaiknya 2-3 ekor dengan perbandingan antara jantan dan betina 1:2. Setelah ditebar, lakukan donasi pakan terhadap indukan secara rutin pagi dan sore atau malam hari dengan takaran 15% dari berat badan/hari dan 5% dari berat badan/hari menjelang pemijahan. Selain donasi makan, lakukan penyiponan rutin supaya kebersihan dan kualitas air tetap dalam kondisi baik.


Penetasan Telur Kepiting Bakau


Seekor induk kepiting sanggup menghasilkan telur 1-2 juta pada ukuran lebar karapas 10 -12 cm dengan derajat penetasan berkisar 95-98%. Kepiting yang memijah ditandai dengan menempelnya massa telur pada bab abdomen.


Setelah memijah, telur akan dierami selama 10-12 hari dengan kondisi salinitas 31-32 ppt dan suhu 26,5-29,5°C. Selama pengeraman, induk akan diletakkan pada kolam fiber glass berukuran 1 cm x 0,5 cm x 0,5 cm dengan padat tebar induk 1 ekor/bak. Pada ketika pengeraman telur, aerasi selalu diperhatikan dan sirkulasi air dihentikan berhenti selama 24 jam non stop. Setelah telur berwarna coklat kehitaman atau berumur 7- 8 hari ketika dierami, pindahkan induk ke dalam kolam penetasan.


Penetasan telur kepiting dilakukan dalam kolam fiber glass berbentuk kerucut dengan volume 300-500 liter. Air bahari yang dipakai harus bersalinitas 32-35 ppt dengan suhu 29-30°C. Jika telur diserang oleh jamur sanggup dilakukan perendaman dengan penambahan larutan formalin 10 ppm selama 24 jam untuk membersihkan jamur tersebut.


Pemeliharaan Larva Kepiting Bakau


Setelah telur kepiting menetas menjadi zoea (larva kepiting), zoea dipindahkan ke kolam pemeliharaan yang terbuat dari fiber glass atau beton. Kepadatan penebaran zoea sebaiknya sekitar 10-30 ekor/liter air. Selama pemeliharaan zoea, air yang dipakai berupa air bahari yang bersalinitas 31-33 ppt. Pada masa larva, zoea mengonsumsi pakan alami menyerupai rotifer, artemia, udang kecil dan lain-lain yang diadaptasi dengan stadia larva.


Kualitas air media pemeliharaan larva harus diperhatikan dengan baik untuk meningkatkan kelulushidupan larva. Pada stadia zoea 1 pH air dipertahankan 9,2% dengan menambahan NaOH. Pada masa stadia zoea 1-2 tidak dilakukan pergantian air alasannya larva sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Pergantian air sanggup dilakukan sebanyak 25% sesudah menginjak masa zoea 3. Setelah itu, ditingkatkan menjadi 30% pada stadia zoea 4 dan stadia megalopa.


Panen Benih Kepiting Bakau


Larva fase megalopa yang sudah menjelma kepiting muda sanggup dipanena dengan memakai saringan dan serok/seser yang kemudian siap dipindahkan ke tempat pembesaran. Umur kepiting muda yang sanggup dipanen yaitu sekitar 30-40 hari pemeliharaan dengan ukuran lebar karapas antara 2-4 mm dan panjang 2- 3 mm. Cara panen kepiting muda dilakukan dengan mengurangi air media pemeliharaan melalui saringan sampai ketinggian air 10 cm kemudian benih diambil memakai serok atau seser.


Proses Pembesaran Kepiting Bakau


Pembesaran kepiting bakau sanggup dilakukan dengan sistem tambak yang dilakukan di daerah perairan payau. Penebaran benih dilakukan dengan kepadatan 20.000 ekor/ha yang mempunyai lebar karapas 2-3 cm dengan berat 40-80 gram. Agar benih tidak stres, maka penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan suhu air berkisar 27-28°C, salinitas 10-15 promil, pH 6,5-8,5 serta oksigen terlarut sekitas 5,5 ppm.


Selama pembesaran, kepiting sanggup diberi pakan berupa ikan rucah, daging kerang, dan hancuran daging siput. Jumlah pakan yang diberikan diadaptasi dengan jumlah kebutuhan. Pembesaran kepiting ini dilakukan selama 4-6 bulan, tergantung ukuran benih dan laju pertumbuhan kepiting tersebut. Setelah itu, sanggup dilakukan pemanenan dengan kriteria ukuran yang berlaku di pasaran.


Demikian artikel tentang” Panduan Lengkap Cara Budidaya Kepiting Bakau Bagi Pemula Agar Sukses“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa




Belum ada Komentar untuk "Panduan Lengkap Cara Budidaya Kepiting Bakau Bagi Pemula Agar Sukses"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel