Cinta Mati Untuk Owa Jawa

 jenis owa dan seluruhnya menetap di Benua Asia Cinta Mati Untuk Owa Jawa


Di dunia terdapat 14 jenis owa dan seluruhnya menetap di Benua Asia. Dari 6 jenis owa yang hidup di Indonesia, yakni di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, hanya owa jawa Hylobates moloch yang masuk IUCN Red List of Threatened Species.


Apa sebab? Populasi owa jawa diperkirakan tersisa kurang dari 5.000 individu. Makara pantas owa jawa masuk kategori Critically Endangered: populasi owa jawa akan menurun sebesar 80% dalam 3 generasi yang mempercepat laju kepunahannya.


Owa jawa merupakan primata di hutan tropis yang termasuk ke dalam keluarga owa (gibbon). Ciri khas dari keluarga owa yakni cara berpindah dari satu dahan ke dahan lain secara bergelayutan (brachiation). Tidak ada perbedaan warna maupun ukuran badan antara individu jantan maupun betina. Jantan atau betina mempunyai bobot rata-rata 8 kg dan warna badan abu-abu keperakan, kecuali kepala yang abu-abu kehitaman.


Seperti jenis owa lainnya, owa jawa bersifat frugivorus (pemakan buah-buahan), walaupun acapkali dijumpai memakan daun dan bunga. Karakteristik tersebut mengakibatkan sebaran owa jawa tergantung kepada tumbuhan berbuah. Owa jawa lebih menyukai pohon tinggi (emergent) sebagai tempat beristirahat, mencari pakan serta bergerak.


Owa jawa dijumpai hidup berkelompok dengan minimal terdiri atas sepasang owa (jantan dan betina), ditambah satu atau dua anak (rata-rata ukuran kelompok yakni 3,3 individu). Setiap kelompok owa jawa itu mempunyai wilayah kekuasaan alias teritori sendiri.


Aneka riset mengungkapkan jikalau owa jawa hanya tersebar di Pulau Jawa penggalan barat, mulai dari Ujungkulon, Provinsi Banten hingga di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Dengan sebaran menyerupai itu jenis owa jawa dibagi menjadi dua subspesies, yaitu H. moloch moloch dan H. moloch pongoalsoni.


Kelestarian owa jawa sangat ditentukan oleh konektivitas antarhutan yang menjadi habitatnya. Sebab itu, fragmentasi-perusakan hutan yang disengaja-yang memutus ketersambungan hutan dianggap menjadi bahaya paling serius terhadap kelangsungan hidup owa jawa.


Fragmentasi itu terjadi hampir semua tempat konservasi di Pulau Jawa, termasuk hutan yang paling banyak populasi owa Jawa menyerupai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP), dan Cagar Alam Gunung Tilu (CAGT). Ketiga wilayah konservasi itu menyimpan 1/3 populasi owa jawa yang ada. Sebab itu menjaga kelestarian ketiga tempat konservasi tersebut berarti memperlihatkan cinta kita kepada sang owa jawa yang tengah terancam punah.


Belum ada Komentar untuk "Cinta Mati Untuk Owa Jawa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel