Kambing Gemuk? Pilih Kambing Boerka

Penggemukkan kambing masih menjadi pilihan menarik bagi investor maupun peternak Kambing Gemuk? Pilih Kambing Boerka


Penggemukkan kambing masih menjadi pilihan menarik bagi investor maupun peternak. Pilihan itu tak lepas dari meningkatnya kebutuhan daging kambing untuk rumahmakan dan restoran serta binatang kurban pada perayaan Idul Adha bagi umat Islam.


Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian pada 2012 menawarkan laju pertumbuhan ketersediaan serta konsumsi daging kambing meningkat 0,99% setiap tahun selama kurun 2007-2011. Persentase itu memang lebih rendah dibandingkan daging domba yang mencapai 3,92% dalam kurun waktu sama.


Boleh jadi penyebab rendahnya laju pertumbuhan itu alasannya ialah tidak ada kambing yang bisa berbobot besar ketika dipelihara secara itensif. Selama ini kebutuhan daging kambing bergantung kepada kambing kacang. Kambing jenis ini yang banyak dipelihara peternak sebagai kambing pedaging.


Sejatinya kambing kacang bisa mengikuti keadaan baik, tapi kelemahannya ia mempunyai bobot badan kecil. Penggemukkan selama 12 bulan menghasilkan bobot kambing kacang sebesar 13-15 kg/ekor dengan persentase karkas 45-50%.


Peluang memperbaiki kondisi itu sanggup dilakukan dengan menyilangkan kambing kacang dengan kambing broer. Kambing boer merupakan kambing unggul kambing tipe pedaging dengan bobot badan besar dan dan laju pertumbuhan tinggi.


Penyilangan dengan meakai kambing broer jantan dan kambing kacang betina menghasilkan kambing boerka. Menurut Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih di Sumatera Utara, kambing boerka potensial untuk dikembangkan di Indonesia alasannya ialah mempunyai pembiasaan yang baik. Bobot badan kambing boerka jantan umur setahun mencapai 25-30 kg dan betina 20-25 kg.


Saat ini harga kambing boer di tanahair masih mahal. Kambing boer jantan dengan tinggi 55 cm dan berat 50 kg mencapai Rp15-juta-Rp25-juta/ekor; kambing boer betina dengan sama dan bobot 35 kg sekitar Rp10-juta-Rp15-juta.


Menurut Alexander, peternak kambing broer dan kambing boerka di Malang, Jawa Timur, mahalnya kambing broer karena jaminan genetik jika kambing tersebut berkualitas. Kualitas itu yang membuatnya ketika disilangkan dengan kambing kacang betina yang mengalami inbreeding alias perkawinan sedarah, meminimalisir peluang munculnya sifat resesif menyerupai lambat tumbuh dan kerdil.


Alexander yang mendatangkan 11 kambing broer dari Australia pada 2012 menjelaskan, bahwa kualitas kambing boerka yang dihasilkan dari induk berkualitas, menciptakan kambing tersebut cepat tumbuh. Sebab itu pula Alexander, menerapkan sistem peternakan kambing boerja (broer X jawa)-nama lain kambing boerka-secara selektif. Setiap anakan yang lahir mempunyai silsilah terang induk jantan dan betina. Silsilah atau garis darah itu penting diketahui untuk mencegah inbreeding.


Belum ada Komentar untuk "Kambing Gemuk? Pilih Kambing Boerka"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel