Maggot Pakan Alami Ikan Protein Tinggi
Ukuran tubuhnya liliput sepanjang 4 mm dengan lebar 1,5 mm. Dialah maggot. Maggot yang kerap disebut sebagai belatung itu bergotong-royong larva lalat Hermitia illucens. Namun, jangan dibayangkan wajah hermitia cukup umur mirip lalat rumah Musca domestica atau lalat hijau Lucia soricata.
Lalat hermitia berwarna hitam pekat sehingga menerima julukan black soldier. Sosoknya mimikri alias mirip bentuk tabuhan Trypoxylon politum, sebangsa lebah. Hermitia umum tinggal di sela-sela tumbuhan epilog tanah wedelia Wedelia trilobata yang ada di sekitar lingkungan daerah tinggal.
Mengapa maggot istimewa? Maggot kaya nutrisi. Kandungan protein maggot mencapai 40%. Kadar tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kadar protein pelet buatan sekitar 20-25%. Protein penting bagi kelangsungan hidup ikan mirip pertumbuhan dan mendongkrak imun terhadap penyakit.
Hasil uji pakan maggot-diteliti pertamakali oleh Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT) di Depok, Jawa Barat-pada salah satu ikan hias langka asal perairan di Jambi dan Kalimantan Barat, balashark Balantiochelius melanopterus berbobot 1-2 gram per ekor memuaskan. Asupan 70% pelet udang dan 30% maggot sebagai pakan selama 12 pekan menciptakan balashark tumbuh 3 kali lebih besar daripada ikan kontrol yang diberi 100% pelet udang. Tingkat kelulusan hidup balashark juga melonjak 2 kali lipat menjadi 90% dari sebelumnya 65% di fase pembesaran.
Soal imun tubuh, ikan yang masuk daftar Red List International Union for Conservation for Nature (IUCN) itu menunjukkan peningkatan imun. Indikasi tersebut tampak dari meningkatnya jumlah sel darah putih dari semula 2-juta sel/mm3 menjadi di atas 3-juta sel/mm3.
Sel darah putih di badan merupakan sekelompok pasukan tempur penggempur penyakit. Tak hanya kenaikan sel darah putih, sel darah merah yang membuatkan sari pati makanan ke seluruh badan melambung hingga 4.500 sel/mm3 dari sebelumnya 2.800 sel/mm3. Efek peningkatan itu ialah sari pati makanan lebih cepat diserap badan dan segera diubah menjadi energi.
Pengujian pada ikan konsumsi mirip lele Clarias gariepinus, nila Oreochromis niloticus, dan toman Chana micropeltes menunjukkan hasil sama. Pengujian tim Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi pada Januari-Desember 2006 pada lele mengatakan penurunan signifikan nilai FCR (Feed Convertion Ratio atau rasio konversi pakan). Dengan adonan 50% maggot pada pakan pelet, nilai FCR menjadi 1,16 dari sebelumnya, 1,42. Terdapat selisih 0,26. Artinya untuk memproduksi 1 kg lele hanya perlu 1,16 kg pakan.
Lantas seberapa besar arti penurunan FCR 0,26 itu? Jumaryanto, pembesar lele di Kulonprogo, Yogyakarta, membutuhkan 350 kg pelet selama 2 bulan untuk membesarkan 4.000 bibit ukuran 3-5 cm. Itu dengan nilai FCR sekitar 1,1.
Dengan perkiraan nilai FCR turun menjadi 0,9 sehabis pakan dicampur 50% maggot (dikurangi nilai FCR 0,26), maka Jumaryanto menghemat pakan sebanyak 63 kg. Jumlah tersebut kalau dikonversikan ke nilai rupiah dengan berpatokan harga per sak pelet isi 30 kg berkisar Rp240.000, ia menghemat sekitar Rp480.000.
Peluang maggot menjadi pakan alternatif ikan memang terbuka lebar. Apalagi maggot sanggup menggantikan fungsi tepung ikan sebagai sumber protein pada pelet. Selama ini pabrik-pabrik pakan di tanahair masih bergantung pada tepung ikan impor dari negara Amerika Latin mirip Chile dan Peru. Sampai ketika ini Peru merupakan produsen tepung ikan terbesar di dunia. Impor tepung ikan Indonesia setiap tahun mencapai nilai 200-juta dolar Amerika.
Sesungguhnya tidak sulit membudidayakan maggot. Media budidayanya sanggup ampas tahu, tapioka, dan palm kernel meal alias bungkil kelapa sawit. Semua materi itu sanggup membiakkan larva lalat. Yang berbeda hasil produksi. Media bungkil kelapa sawit menurut riset LRBIHAT merupakan media terbaik. Setiap 3 kg bungkil sanggup memproduksi 1 kg maggot.
Ampas tahu? Dengan jumlah sama paling pol menghasilkan 0,25-0,5 kg maggot. Secara hitung hemat biaya produksi maggot menggunakan limbah sawit itu lebih kecil, sekitar Rp1.000-Rp1.200/kg. Rendahnya ongkos produksi itu tak lepas dari nilai bungkil yang murah sekitar Rp200-Rp250/kg, sedangkan ampas tahu Rp10.000/kg (Dian Adijaya S).
Riwayat penulis: Penulis pernah menjabat Redaktur di Majalah Pertanian Populer, Trubus. Beberapa rubrikasi: sayuran, obat tradisional, satwa dan ikan, serta eksplorasi pernah diasuhnya. Penulis yang merupakan alumnus Program Pascasarjana Universitas Indonesia dalam Biologi Konservasi itu juga pernah menangani Unit Pengembangan Bisnis dan Promosi jaringan Pemasaran Pertanian dan menjadi konsultan. Korespodensi: dianadijaya17@gmail.com
Belum ada Komentar untuk "Maggot Pakan Alami Ikan Protein Tinggi"
Posting Komentar