Minyak Jelantah Jadi Berkualitas

Minyak goreng yang digunakan berkali-kali untuk menggoreng sehingga berubah warna sering disebut sebagai minyak jelantah. Pemakaian minyak jelantah terang tidak menyehatkan. Minyak yang hanya menyisakan asam lemak yang sudah pecah itu mengandung senyawa karsiogenik menyerupai timbal (Pb) yang memicu aneka penyakit menyerupai penyakit kanker.


Faktanya, minyak jelantah masih sering digunakan kembali, terutama oleh pedagang makanan. Padahal, minyak yang digunakan memasak selama 30 menit dengan suhu di atas 125 derajat Celcius sudah cukup memunculkan senyawa beracun.


Bagaimana mensiasatinya? Riset Srimayati dari ITB di Bandung, Jawa Barat mengatakan kulit pisang kepok segar yang direndam selama minimal 1,5 jam sanggup menciptakan kualitas minyak jelantah lebih baik. Hal itu terjadi alasannya ialah kulit pisang kepok mempunyai kemampuan menyerap (adsorben) senyawa tanpa menimbulkan reaksi kimia. Peningkatan kualitas itu terlihat dari sejumlah parameter pengukuran, yakni kadar air, timbal, dan tembaga.


Pada timbal, contohnya sumbangan kulit pisang kepok mereduksi timbal secara signifikan sehingga berada di bawah nilai Standar Nasional Indonesia (SNI) sebesar 0,1 mg/kg. Pun tembaga menurun menjadi 0,01 mg/kg (SNI 40 mg/kg). Secara keseluruhan penampilan fisik minyak jelantah yang diberi kulit pisang kepok menjadi agak bening dan tidak menimbulkan basi menyengat.


Belum ada Komentar untuk "Minyak Jelantah Jadi Berkualitas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel