Prospek Pertanian Indonesia 2014
Rencana Aksi Bukittinggi untuk mencapai sasaran ketahanan pangan pada 2014 menjadi salah satu tentang yang disampaikan oleh Menteri Pertanian Suswono di Auditorium Gedung D di Kementerian Pertanian RI (30/12/2013), dikala memaparkan Refleksi Pertanian 2013 dan Prospek Pertanian 2014.
Beberapa Rencana Aksi Bukittinggi itu antara lain pencapaian sasaran produksi padi 2014 melalui banyak sekali acara peningkatan produktivitas menyerupai optimalisasi lahan seluas 166.300 ha dan pembukaan 40.000 ha lahan baru, pemanfaatan teknologi System of Rice Intensification (SRI) seluas 180.000 ha, serta pengembangan jaringan irigasi seluas 500.000 ha.
Untuk pencapaian sasaran produksi daging sapi antara lain dilakukan melalui peningkatan Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA) dengan sasaran kelahiran sapi sebesar 3,2-juta ekor. Pun peningkatan produksi bawang merah melalui pengembangan daerah penanaman bawang merah seluas 13.000 ha.
Suswono menuturkan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan pertanian itu, Kementerian Pertanian menerima alokasi ABPN 2014 sebesar Rp15,47-triliun yang sebagian besar akan dialokasikan ke daerah dalam bentuk dana dekosentrasi dan kiprah pembantuan. Selain itu juga dialokasikan subsidi pupuk senilai Rp21,05-triliun dan benih senilai Rp1,56-triliun.
Secara keseluruhan secara makro, pertumbuhan PDB pertanian hingga triwulam III 2013 mencapai 3,27% atau lebih rendah dari sasaran sebesar 3,90%. Komoditas utama yang mengalami surplus terbesar yaitu minyak sawit, karet, kopi, kakao, dan nenas. Produksi pertanian lain yang berpeluang karena pada 2013 mengalami peningkatan yaitu ubikayu, kacang tanah, bawang merah, cabai, kentang, jeruk, mangga, susu, kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan lada. Persentase peningkatan itu bervariasi mulai dari 0,13% hingga 27,21%.
Selain surplus di beberapa komoditas (beras 5,4-juta ton; jagung 4,1-juta ton; bawang merah 84.000 ton; cabe besar 187.900 ton; daging 419.800 ton; dan telur unggas 54.600 ton), kedelai mengalami defisit sepanjang 2013. Volumenya mencapai 1,3-juta ton. Sebab itu pula pada September 2013 dilakukan impor kedelai sebesar 1,2-juta ton.
Suswono menuturkan, tantangan utama dari peningkatan produksi kedelai yaitu ketersediaan lahan, benih, serta insentif harga yang menguntungkan petani hingga harga kedelai impor yang murah. Hal tersebut yang pada 2014 menjadi salah satu sasaran pembenahan di Kementerian Pertanian.
Belum ada Komentar untuk "Prospek Pertanian Indonesia 2014"
Posting Komentar