Tempe Daun Singkong
Singkong alias ubi kayu dikenal tanaman multimanfaat. Umbinya dimanfaatkan untuk makanan, pakan ternak, industri, hingga materi bakar (bioetanol). Daunnya? terbatas pemanfaatannya, sebatas sayuran dan pakan ternak. Sebagai sayuran pun sedikit diversifikasi dari daun singkong.
Adalah Prof Dr Amri Bakhtiar MS, DESS Apt dari Fakultas Farmasi Universitas Andalas yang mencetuskan wangsit menciptakan tempe daun singkong. Ide itu muncul ketika Amri menunjukkan materi praktikum isolasi bioflavonoid daun singkong pada mata kuliah Kimia Bahan Alam.
Biasanya pascaekstraksi bioflavonoid dari daun singkong, ampas daun dibuang begitu saja, tapi lalu ampas daun singkong itu dijemur, alasannya yakni akan diolah menjadi materi baku biskuit tepung daun singkong. Ketika itu, salah satu kelompok mahasiswa didik Amri Bakhtiar tengah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kemahasiswaan (PKM-P) dengan menciptakan biskuit dari tepung daun singkong.
Menurut Amri Bakhtiar, daun singkong untuk tempe yang dipakai yakni daun singkong muda untuk sayuran. Daun singkong tersebut direbus supaya lunak lantas daunnya diperas.
Daun hasil perasan itu selanjutnya dibubuhi ragi tempe dan dibungkus daun pisang serta menggunakan plastik. Proses fermentasi tempe daun singkong tersebut berlangsung 2-3 hari. Pada awalnya, ragi tempe tidak tumbuh menyerupai diharapkan. Hal itu diduga alasannya yakni kadar air dan kehalusan materi tidak sesuai. Namun berikutnya sanggup diperoleh tempe bertekstur lembut dengan wangi khas dan warna bab dalam hijau gelap.
Pengolahan ampas daun singkong menjadi tempe bersama-sama hasil samping ekstraksi senyawa bioflavonoid rutin. Rutin yakni suatu senyawa glikosida yang mengandung aglikon kuersetin dan gula rutinosa. Senyawa itu disebut juga vitamin P alasannya yakni senyawa ini sanggup menjaga permeabilitas pembuluh darah.
Sejatinya, pengolahan daun singkong berpotensi besar karena Indonesia yakni penghasil singkong terbesar ke-3 di dunia sehabis Nigeria dan Brazil dengan luas lahan 1,6-juta ha. Perkebunan singkong terus tumbuh seiring kebijakan pemerintah dalam pengembangan bioetanol sebagai materi bakar nabati. Dari limbah perkebunan singkong itu sanggup diperoleh daun singkong segar sebanyak 2-3 ton/ha, atau 3,2-juta-4,8-juta ton daun segar setiap tahun.
Potensi ampas daun singkong untuk diolah menjadi tempe daun singkong maupun tepung daun singkong (TDS) sangat besar, alasannya yakni rebusan daun singkong menghasilkan sekitar 20% TDS. Dengan demikian, potensi tepung daun singkong di Indonesia sekitar 640.000 ton TDS sanggup dimanfaatkan sebagai materi pangan untuk peningkatan gizi masyarakat, alasannya yakni TDS mengandung protein tinggi dan gampang dicerna. Sebagai pakan, TDS sanggup dimanfaatkan sebagai substitusi bungkil kedelai yang hingga kini masih diimpor.
Belum ada Komentar untuk "Tempe Daun Singkong"
Posting Komentar