Gunung Padang Saksi Bisu Peradaban Sebelum Atlantis (2)

penemuan anyar di situs Gunung Padang terbilang mencengangkan Gunung Padang Saksi Bisu Peradaban Sebelum Atlantis (2)


Penemuan-penemuan anyar di situs Gunung Padang terbilang mencengangkan. Benarkah Indonesia yaitu sentra peradaban dunia? Laboratorium Beta Analytic Miami merilis sampel bawah permukaan Gunung Padang. Hasilnya mengejutkan lantaran umur lapisan dari kedalaman sekitar 5-12 meter pada bor 2 mencapai 14.500-25.000 SM. Wajar kalau lalu media aneh menyerbu sampai keberadaan Gunung Padang segera menarik perhatian dunia.


Sampel permukaan Gunung Padang tersebut tentu saja jauh lebih renta dibandingkan Piramida Giza di Mesir yang berumur sekitar 2.500 SM. Bahkan hasil temuan di Gunung Padang juga mengagetkan masyarakat yang percaya terhadap adanya peradaban Atlantis yang berdasarkan Plato yang lahir tahun 427 SM yaitu peradaban yang tinggi, kaya raya namun terkena tragedi sampai musnah.


Ali Akbar sendiri beropini kalau memeriksa hasil uji pertanggalan di Gunung Padang yang lebih renta dari Atlantis, maka kemungkinan Gunung Padang lebih renta dari Atlantis juga menjadi misteri selanjutnya. Situs yang terletak di Dusun Gunung Padang RT 001/RW 08 Desa Karyamukti Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat itu bahkan diperkirakan merupakan bangunan prasejarah terbesar di dunia yang dibangun oleh empat peradaban berbeda


Jika Borobudur terbentang pada luasan 1,5 ha, maka Situs Gunung Padang yaitu 10 kali lebih besar dari itu yakni 15 ha. Hasil penelitian Ali Akbar dan timnya memang mengarah pada aneka macam temuan penting bahwa Gunung Padang yaitu bentukan insan di antaranya dari artefak hasil survei berupa fragmen alat logam dan tembikar. Selain itu artefak hasil ekskavasi berupa terak besi, adanya teknis menyusun batu, sampai kemungkinan fungsi megalitik Gunung Padang.


Penemuan penting lain di Gunung Padang, salah satunya mencoba menjawab tanda tanya soal kemungkinan ada tidaknya rongga atau ruang dalam badan Gunung Padang. Hal itulah yang mendorong banyak pihak berspekulasi ada timbunan harta karun dan benda berharga berupa emas yang tersimpan sehingga ada pihak-pihak yang tidak ingin Gunung Padang dipublikasikan luas lantaran terdapat kepentingan tertentu. Namun, Ali Akbar memastikan bahwa secara arkeologi bukti bahwa di bawah tanah Gunung Padang terdapat rongga sejauh ini belum ada, meski bukan berarti mustahil hal menyerupai itu ada.


Sementara soal bentuknya yang menyerupai piramida, Ali Akbar menyatakan, Gunung Padang merupakan situs yang bentuknya sulit didefinisikan namun secara umum bentuknya yaitu trapesium dan merupakan punden berundak. Gunung Padang intinya potensial menjadi bukti kesuksesan arkeologi untuk menjadi ilmu aplikatif dan memperlihatkan bantuan aktual bagi masyarakat pada periode 21. Dengan catatan bahwa penelitian, ekskavasi, rekonstruksi, sampai konservasi situs terus dilakukan tanpa adanya dalih kepentingan apapun.


Pada akhirnya, kepedulian pemerintah yaitu kunci dari kebangkitan Gunung Padang. Tidak terelakkan lagi bahwa ia yaitu situs yang sanggup saja memperlihatkan kesaksian wacana kebesaran nenek moyang bangsa Indonesia. Oleh lantaran itu, rekomendasi Ali Akbar untuk mengonservasi lingkar Gunung Padang sampai radius 25 ha patut untuk dipertimbangkan, lantaran ada aneka macam kemungkinan termasuk jejak lain yang tertoreh di seputaran bukit itu, yakni kemungkinan keberadaan Bangsa Kekar Tiang penghuninya.


Kebangkitan Gunung Padang dari tidur panjang tak akan pernah sia-sia, jikalau pun tak pernah ada harta karun di perutnya, namun ia akan menjadi simbol kebesaran suatu bangsa, destinasi wisata budaya yang aktual bahkan terbesar di dunia.


Hingga boleh jadi pertanyaan Ali Akbar wacana mengapa keberadaan situs itu tidak segera menggemparkan dunia padahal telah diteliti semenjak 1914 dengan gampang akan terjawab. Sebab rekonstruksi atas Gunung Padang akan dalam sekejap membangun pujian dalam jiwa masyarakat Indonesia, pujian sebagai bangsa besar dengan warisan kebudayaan tertua dan sangat tinggi (Hanni Sofia).


penemuan anyar di situs Gunung Padang terbilang mencengangkan Gunung Padang Saksi Bisu Peradaban Sebelum Atlantis (2)Riwayat Penulis: Hanni Sofia yaitu master art of  journalism dari Ateneo de Manila University. Saat ini ibu 3 anak itu yaitu pewarta ekonomi di desk ekonomi mikro mencakup kewirausahaan, pariwisata, ekonomi kreatif, koperasi, UKM dan tekno di Kantor Berita Antara di Jakarta. Perempuan yang sudah 9 tahun berkecimpung di dunia pers dan sangat menggemari jalan-jalan itu dikala ini yaitu kontributor www.bebeja.com. 


Belum ada Komentar untuk "Gunung Padang Saksi Bisu Peradaban Sebelum Atlantis (2)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel