Panen Melon Hidroponik Sistem Irigasi Tetes

Buah-buah seukuran 3 kali kepalan tangan orang cukup umur itu ketika dibelah dan disantap benar-benar crispy…kres…kres…,dan manis. Kadar kemanisannya mencapai 14-16 brix, lebih tinggi 2-3 brix dari kadar kemanisan melon yang ditanam beberapa pekebun setempat di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Rasa crispy dan kadar kemanisan yang tinggi itu karena Agus Riswanto menanam melon kinanti itu secara hidroponik. Hidroponik yang diaplikasi pemilik Alfath Farm itu menggunakan sistem irigasi tetes atau drip irigation. Dari tangki nutrisi, larutan nutrisi yang diracik sendiri oleh Agus mengalir ke lebih dari 1.000 melon hidroponik. Larutan nutrisi itu meresap ke media tanam melalui selang yang ditancapkan di setiap media tanam.

Namun Agus mencoba pula menggunakan komposisi media berbeda. Salah satu yang dicoba ialah media tanam seluruhnya arang sekam. “Sejauh ini tidak terlalu signifikan perbedaannya terhadap berat buah yang dihasilkan,” ujar Agus yang dipercaya menanam melon dengan teknik serupa di rumah dinas Bupati Batang itu.
Buah yang dihasilkan dari budidaya melon hidroponik sistem irigasi tetes itu rata-rata berbobot 1,5 kg. Namun melon kinanti yang dirawat Agus di rumah dinas bupati sanggup mencapai bobot 2,8 kg. “Berat itu mencetak rekor sebagai melon terberat di Jawa tengah,” kata Agus yang menjual melon itu rata-rata seharga Rp17.000 per kilogram itu.
Sejauh ini tidak ada hambatan dalam budidaya melon hidroponik tanpa tanpa naungan menyerupai dilakukan Agus Riswanto. “Hanya nutrisi yang harus diperhatikan benar ketika animo kemarau dan animo hujan,” katanya. Harap mafhum ketika animo hujan secara alami kadar kemanisan melon menurun. Namun itu sanggup disiasati alumnus Sekolah kesehatan di Kabupaten Batang itu dengan santunan gabungan nutrisi yang tepat.


Belum ada Komentar untuk "Panen Melon Hidroponik Sistem Irigasi Tetes"
Posting Komentar