Sensasi Jeruk Dekopon
Nama jeruk dekopon bagi sebagian besar orang terdengar asing. Harap mafhum jeruk dekopon merupakan jeruk introduksi dari Jepang. Citrus sinensis itu istimewa alasannya ialah tanpa biji.
Citarasanya adonan bagus dan agak masam, tapi menyegarkan. Penampilan jeruk dekopon agak berbeda dengan jeruk lain. Bobot buah berkisar 0,5-1 kg dengan ciri unik, pangkal buah menggembung kolam buah pir.
Salah satu induk jeruk dekopon ialah jeruk ponkan. Nama dekopon berasal dari gabungan kata deko-cembung, serta pon dari kata ponkan. Di Negeri Sakura, jeruk dekopon berbuah pada Februari dikala ekspresi dominan jeruk telah usai. Artinya hanya jeruk dekopon yang dipanen dikala ekspresi dominan semi. Dampaknya harga dekopon lebih tinggi dari jeruk lain sehingga dekopon sohor sebagai jeruk paling mahal di Jepang.
Jeruk dekopon dikala ini gampang dijumpai di pasar swalayan dan istimewanya merupakan hasil panen lokal. Beberapa pekebun di Jawa Barat sudah mengebunkan jeruk dekopon. Penangkar jeruk dekopon di Lembang, Jawa Barat, Rahmat, menuturkan jeruk tersebut menyukai suhu siang 23-27 derajat Celcius dan suhu malam 13-17 derajat Celcius. Itu artinya jeruk dekopon cocok dikembangkan di lokasi berketinggian di atas 800 meter di atas permukaan bahari (m dpl).
Meski demikian jeruk dekopon tetap tumbuh baik di ketinggian daerah medium sekitar 600 m dpl. Bahkan salah satu konsumen Rahmat berani mengebunkan jeruk dekopon di ketinggian 100 mdpl, meski akhirnya sedikit berbeda: warna hijau, legit, dan bagus tanpa masam. Di dataran tinggi sosoknya kuning jingga dengan citarasa bagus dan masam.
Jeruk dekopon berguru berbuah pada umur 1,5 tahun dan mulai stabil pada umur 4 tahun. Pengalaman Rahmat flora berumur 3,5 tahun sanggup memproduksi 200 jeruk berbobot rata-rata 600 gram. Dengan perawatan sesuai, dekopon bisa berproduksi sampai umur 20 tahun. Sejauh ini pekebun jeruk dekopon lokal sedikit sehingga peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar masih terbuka lebar (BC-1).
Belum ada Komentar untuk "Sensasi Jeruk Dekopon"
Posting Komentar