Menanam Daun Mint Di Pot

Ismail di Bogor, Jawa Barat, semenjak 2015 memelihara sepot daun mint. “Saya suka sekali daun mint untuk memberi citarasa masakan,” katanya. Tanaman rempah itu kemudian diperbanyak laki-laki 38 tahun tersebut melalui setek batang. “Dari sepot, kini saya mempunyai 12 pot,” kata pemilik toko kelontong di bilangan Gatot Subroto itu.

Ismail menuturkan sebelum melaksanakan setek batang, ia mempersiapkan media tanam. Media tanam dilarang terlalu berair atau terlalu kering. Media tanam terlalu basah sanggup memicu kehadiran cendawan. Sebaliknya media tanam terlalu kering sanggup menghambat pertumbuhan akar. “Pertumbuhan terganggu dan tumbuhan bisa mati,” kata Ismail.

Sebab itu komposisi media tanam yang digunakan yaitu kombinasi kompos, sekam, dan pupuk dasar kotoran sapi dengan perbandingan 3:1:1. “Media tanam itu perlu didiamkan selama 2-3 hari sebelum setek batang ditanam,” katanya.

Setek batang yang dilakukan Ismail yaitu dengan memotong batang tumbuhan daun mint remaja sepanjang 8-10 cm. Ujung salah satu batang itu lantas dioleskan zat perangsang tumbuh berupa Rootone. Biasanya 8-10 hari pascapenanaman, batang setek bakal layu. Namun, selang 2 pekan, ketika akar terbentuk, tumbuhan mulai segar. “Batang yang gagal tumbuh terlihat mengering dan kecokelatan alasannya yaitu tidak mampu membentuk akar,” ujarnya.

Ismail menjelaskan daun mint yang dipelihara di pot perlu menerima sinar matahari cukup, tetapi terlindung dari terpaan air hujan. “Kalau terlalu panas, batang terbakar dan mengering. Bila terus-menerus terkena hujan, daun menghitam dan akar membusuk,” kata Ismail. Sebab itu Ismail menaruh pot-pot itu di teras rumah.

Untuk perawatan, ketika tanaman berumur 60 hari, Ismail memperlihatkan pupuk NPK 15:15:15 sebanyak 0,5 sendok makan per pot plus segelas air mineral pupuk kandang. Pemupukan itu dilakukan setiap 3 pekan. “Pemupukan pemanis mempunyai kegunaan untuk merangsang pertumbuhan daun baru,” kata Ismail.

Bagikan Artikel ini