Kopi Nusantara: Hebatnya Kopi Luwak


Sebelum mati, minumlah kopi luwak! Sepenggal kalimat itu disampaikan Edward Cole kepada Carter Chamber ketika mereka memasuki sebuah cafe. Edward yang diperankan oleh pemeran Jack Nicholson dan Carter (Morgan Freeman) berkunjung ke cafe itu untuk memenuhi impian mereka sebelum meninggal lantaran penyakit kanker.


Kisah mengharukan di film The Bucket List yang dirilis pada Desember 2007 itu pula melambungkan pamor kopi luwak di dunia. Harian The New York Times ketika itu menyebutkan sehabis film itu diputar di bioskop-bioskop di negeri Abang Sam, harga secangkir kopi luwak mencapai US$50.


Kopi luwak diolah dari biji kopi hasil fermentasi dalam perut luwak Paradoxorus hermaproditus. Luwak menentukan buah kopi matang di pohon yang masih diselimuti lendir. Nantinya biji keluar lagi ketika luwak buang kotoran. Luwak bisa menyeleksi buah kopi dengan tingkat kematangan pas. Itu yang menentukan lezatnya kopi luwak. Berbeda dibandingkan insan yang menyeleksi kematangan kopi menurut warna kulit buah. Buah kopi matang merah tua.


Lantas apa yang mendorong Edward Cole di film The Bucket List memasukkan kopi luwak ke dalam daftar keinginannya sebelum meninggal? Ternyata Edward jatuh hati dengan aroma dan rasa kopi luwak yang khas. Riset Prof Massimo Marcone dari Universitas Guelph di Kanada, menjelaskan fermentasi pada pencernaan luwak menciptakan kadar protein kopi menjadi rendah. Bila tinggi protein bisa menciptakan rasa kopi pahit. Oleh lantaran itu kopi luwak tak sepahit kopi biasa dengan aroma dan citarasa khas.


Belum ada Komentar untuk "Kopi Nusantara: Hebatnya Kopi Luwak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel