Walet 14: Liur Emas Berlimpah Di Dompu

 sangat potensial berkembang sebagai pusat walet di Indonesia belahan timur Walet 14: Liur Emas Berlimpah Di Dompu


Kabupaten Dompu di Nusa Tenggara Barat (NTB) sangat potensial berkembang sebagai pusat walet di Indonesia belahan timur. Hal tersebut tampak terang di tengah kota Kabupaten Dompu yang terpisah jarak 3 jam perjalanan dari Kabupaten Bima.


Sebuah bangunan walet di Jalan Mawadi, misalnya, sanggup menghasilkan 4 kg sarang setiap panen. Bangunan walet 2 tingkat itu merupakan bangunan walet itu paling bau tanah di Kabupaten Dompu lantaran sudah berdiri semenjak 12 tahun lalu.


Oleh alasannya ialah termasuk bangunan walet lama, populasi waletnya berlimpah. Bayangkan saja jam gres menawarkan pukul 15.30, tetapi puluhan walet sudah keluar-masuk di bangunan itu. Kondisi itu jarang dijumpai di pusat walet di tanahair ibarat di Indramayu (Jawa Barat) maupun Gresik (Jawa Timur).


Bangunan walet itu tidak jauh berbeda dengan umumnya bangunan walet ketika ini. Namun, pemiliknya sudah merenovasi. Sebelumnya hingga 2006, bangunan tersebut masih merupakan belahan dari toko.


Sang empunya bangunan lantas mengubah toko itu menjadi bangunan walet sehabis melihat besarnya potensi produksi sarang walet di Bumi Nggahi Rawi Pahu itu. Menurut Syarifuddin, pengelola rumah walet, setiap 3 bulan ia sanggup memetik minimal 4 kg sarang. Dalam setahun rumah walet itu sanggup dipanen 2 kali.


Meski demikian, semenjak setahun kemudian Syarifuddin dan si empunya bangunan setuju untuk mengurangi frekuensi panen menjadi sekali setahun. Hal tersebut dampak dari penurunan harga jual sarang walet yang ketika ini mencapai Rp5-juta/kg. Padahal 3 tahun kemudian sekilo liur sarang emas itu ajek pada harga Rp15-juta/kg.


Merosotnya harga sarang walet itu dampak dari kebijakan Pemerintah China yang membatasi 80% impor sarang walet dari Malaysia. China termasuk Hongkong hingga ketika ini merupakan penyerap terbesar sarang walet dunia. Apa hubungannya dengan Indonesia? Produksi sarang walet sebesar 400 ton/tahun dari sentra-sentra walet di tanahair sebagian besar masuk ke Malaysia terlebih dahulu sebelum diekspor lagi oleh pedagang asal negeri Jiran itu ke China atau Hongkong.


Bangunan walet yang dikelola oleh Syarifuddin itu menjadi satu-satunya bangunan walet di Kota Dompu yang benar-benar rumah walet sejati. Artinya bangunan itu seluruhnya utuh untuk walet. Rumah-rumah walet lainnya yang tersebar di Jalan Sudirman dan Jalan Nusantara masih mempertahankan bangunan walet itu sebagai belahan dari toko. Salah satu cirinya ialah lubang keluar dan masuk walet masih mengandalkan jendela. Separuh dari jendela itu dibiarkan terbuka tanpa sekat kaca.


Hampir semua bangunan walet di Kabupaten Dompu dilengkapi dengan tweeter pemanggil walet. Posisi tweeter itu biasanya ditaruh di dalam bangunan, tidak di belahan luar. Sebab itu bunyi cericit walet dari cakram bunyi pemanggil walet hanya sayup-sayup terdengar.


 sangat potensial berkembang sebagai pusat walet di Indonesia belahan timur Walet 14: Liur Emas Berlimpah Di DompuKondisinya tidak seramai kalau mengunjungi pusat walet lain ibarat di kota Metro, Lampung. Di sana, siang maupun malam bunyi walet yang ditembakan dari tweeter menciptakan suasana kota riuh-rendah oleh cericit walet.


Bila suatu tempat kondisi makrohabitatnya anggun untuk walet dan berada di lintasan walet, tweeter gotong royong tidak perlu dipakai. Oleh alasannya ialah itu pemilik bangunan walet di Kabupaten Dompu patut berbahagia lantaran makrohabitat walet di sana terjaga.


Kabupaten Dompu dikelilingi oleh hutan masyarakat yang menjadi sumber pakan walet, yakni serangga. Belum lagi tempat persawahaan yang banyak dijumpai mulai dari pintu gerbang kabupaten seluas 2.321 km2 itu hingga ke bersahabat tengah kota. Itu artinya ketersediaan pakan walet melimpah.


Sejatinya, Kabupaten Dompu berpotensi untuk terus berkembang sebagai pusat walet. Indikasi itu terlihat dari beberapa rumah walet gres yang sudah dimasuki si liur emas meski gres berumur hitungan bulan. Padahal di aneka macam lokasi di Pulau Jawa acapkali walet tak kunjung masuk meskipun bangunan sudah berdiri 2-3 tahun dengan akomodasi lengkap.


Belum ada Komentar untuk "Walet 14: Liur Emas Berlimpah Di Dompu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel