Semut Rangrang Produsen Kroto
Dalam hitungan jam helaian daun-daun jambu air itu sudah berbentuk bulatan kokoh. Antarhelai daun itu kolam dijahit benang sehingga agak sulit jikalau mencoba melepaskan jahitan itu menggunakan tangan. Inilah konstruksi sarang semut rangrang. Oecophylla memang lahir sebagai penenun. Makanya, semut rangrang populer sebagai weaver ants alias semut penjahit.
Tidak sembarangan semut rangrang diberi kiprah menjahit. Pekerjaan itu dipercayakan pada semut pekerja yang didominasi betina infertil. Dengan sabar koloni betina itu menarik setiap daun kemudian menjahit mulai dari bab tepi daun. Sebagai benang, digunakan telur semut alias kroto. Telur itu dipecahkan lantas cairan yang keluar dioleskan pada setiap tepi daun. Sebuah sarang berukuran 2 kali besar kepalan tangan orang dewasa, final dikerjakan dalam tempo 3-4 jam oleh puluhan semut pekerja.
Sarang memang terbentuk cukup kuat. Paling tidak sarang itu sanggup melindungi koloni semut dari predator menyerupai kumbang ataupun reptil menyerupai kadal. Susunan daunnya saling bertumpuk sehingga predator sulit menembus. Kalau pun ada predator yang mencoba menelusup, sebelum datang di sarang, mereka sudah harus berhadapan melawan semut prajurit yang mati-matian melindungi sarang.
Sarang bagi semut rangrang kawasan istimewa. Di sanalah tinggal sang ratu yang menghasilkan telur semut, selain koloni semut itu sendiri. Ratu dan semut jantan menjadi kasta tertinggi dalam struktur koloni semut. Berikutnya berturut-turut semut prajurit dan semut pekerja. Masing-masing sudah mempunyai kiprah dan tak pernah saling berbenturan kepentingan.
Kondisi itu yang menciptakan para jago semut dan serangga tak habis-habisnya berusaha menguak misteri kehidupan semut yang berjumlah lebih dari 1.000 spesies. Caryle P Harkin, peneliti serangga dari Institut Carnigie di Amerika Serikat menyimpulkan sehabis 60 tahun meneliti semut, bahwa semut merupakan model terbaik dalam mempelajari akar sikap binatang bahkan manusia.
Manusia yang hidup berkoloni tak sanggup lepas dari intrik mulai diskriminasi sampai perebutan kekuasaan. Itu tidak pernah terjadi pada semut. Contoh koloni semut Formica yesensi yang hidup di Afrika. Dengan 45.000 sarang yang saling terhubung di areal lahan seluas 2,7 kilometer persegi semut-semut itu sanggup hidup kondusif berdampingan. Padahal populasi semut ratu mencapai 1,5-juta dengan tak kurang dari 400-juta semut pekerja!
Semut rangrang mempunyai daya jelajah cukup jauh untuk mencari pakan menyerupai ulat dan kutu di pohon. Uniknya mereka menggunakan kompas matahari alias light compass biar tak tersesat dan gampang kembali ke sarang. Awal berjalan mereka mengikuti arah sinar matahari. Begitu pulang arah bayangan matahari yang membentuk sudut 30 derajat menjadi patokan. Dengan cara ini semut pekerja yang juga bertugas mencari pakan tak pernah lupa jalan kembali pulang untuk melaksanakan kiprah penting: menjahit (Dian Adijaya Susanto).
Riwayat penulis: Penulis pernah menjabat Redaktur di Majalah Pertanian Populer, Trubus. Beberapa rubrikasi: sayuran, obat tradisional, satwa dan ikan, serta eksplorasi pernah diasuhnya. Penulis yang merupakan alumnus Program Pascasarjana Universitas Indonesia dalam Biologi Konservasi itu juga pernah menangani Unit Pengembangan Bisnis dan Promosi jaringan Pemasaran Pertanian dan menjadi konsultan. Korespodensi: dianadijaya17@gmail.com
Belum ada Komentar untuk "Semut Rangrang Produsen Kroto"
Posting Komentar