Tepat Pilih Pupuk Hayati
Saat ini tidak kurang 36 merek pupuk hayati di pasaran. Banyak beredarnya pupuk hayati menawarkan semakin baiknya kepedulian masyarakat pada lingkungan. Selain ramah lingkungan, banyak manfaat menempel pada pupuk hayati.
Pupuk hayati sanggup membantu meningkatkan pengambilan hara oleh flora dari dalam tanah atau udara. Produsen lain menyebutkan produktivitas flora meningkat hingga 10-15% sesudah menggunakan pupuk hayati.
Lantas pupuk hayati mana yang perlu dipilih? Menurut Prof Dr Ir Tualar Simarmata MS dari Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pemakaian pupuk hayati tak bisa lepas dari pemakaian pupuk organik. Hal tersebut alasannya yaitu mikroba pada pupuk hayati umumnya bersifat heterotrof-perlu senyawa organik untuk hidup.
Pupuk hayati sendiri berperan memfasilitasi ketersediaan unsur hara. Bahan organik dalam pupuk organik menciptakan tekstur tanah gembur sehingga bisa menahan air dan menjaga kelembapan. Kelembapan penting bagi kehidupan mikroba, apalagi badan mikroba itu sebagian besar terdiri dari air.
Mikroba memang menjadi komponen utama di dalam pupuk hayati. Biasanya produsen akan mencantumkan jenis-jenis mikroba yang dipakainya di label produk. Mikroba yang lazim digunakan jenis nonsimbiotik menyerupai azotobacter dan azospirillum. Keduanya merupakan basil penambat nitrogen. Jenis lain yang digunakan yaitu Streptomyces sp dan Lactobacillus sp. Yang disebut terakhir menghasilkan enzim selulosa yang membantu penguraian materi organik sehingga unsur hara tanah meningkat.
Golongan mikroba pelarut fosfat termasuk yang dicampurkan pada pupuk hayati. Golongan ini penting alasannya yaitu flora tidak sanggup menyerap fosfat anorganik tanah. Di sinilah tugas mikroba mengubah fosfat menjadi unsur yang sanggup diserap tanaman. Mikroba pelarut fosfat itu antara lain golongan basil menyerupai Bacillus subtilis, B. cereus, flavobacterium, dan pseudomonas. Dari golongan cendawan menyerupai Aspergillus niger dan penicillum.
Efektifkah penggabungan mikroba di satu media menyerupai tampak pada kemasan pupuk hayati? Sejumlah riset menawarkan pencampuran beberapa mikroba tidak signifikan dalam meningkatkan produksi. Yang terjadi mereka saling berkompetisi. Kompetisi itu mencakup kompetisi ruang, saling menjadi parasit, atau kemungkinan antarmikroba mengeluarkan senyawa kimia yang merugikan mikroba lainnya.
Meski demikian pencampuran mikroba bisa dilakukan, tapi menuntut tugas formulator pupuk hayati. Ia harus bisa menakar apakah penggabungan mikroba itu akan bersifat sinergi atau sebaliknya. Masalahnya sulit melacak mikroba mana yang berperan.
Beberapa produsen juga sering mencantumkan penambahan hormon. Hal itu tidak disarankan alasannya yaitu bisa memicu mikroba sulit mengeluarkan hormon berguna. Harap mafhum mikroba secara alami akan menghasilkan hormon tumbuh menyerupai auksin, giberelin, sitokinin, dan etilen.
Batas kedaluarsa pupuk hayati juga mesti dicermati. Produsen pupuk mesti mencantumkan batas waktu pemakaian pupuk. Itu tak lepas dari ketersediaan sumber pakan mikroba. Pada media bagus, mikroba bertahan hingga setahun. Sebaliknya, media tak pas menciptakan mikroba mati dalam media dalam hitungan hari atau minggu.
Sebetulnya ada cara gampang mengetes pupuk hayati kedaluarsa, terutama cair. Lihatlah apabila botol menggembung alasannya yaitu mikroba menghasilkan CO2. Cara lain, menggunakan irisan kentang. Teteskan cairan pupuk di sana. Bila mikroba hidup, di atas irisan itu tumbuh noda-noda. Tricoderma, contohnya tampak sebagai noda berwarna biru.
Belum ada Komentar untuk "Tepat Pilih Pupuk Hayati"
Posting Komentar