Budidaya Lebah Madu Klanceng (2)
Saat mulai beternak madu klanceng, peternak sanggup menggunakan materi sederhana mirip kayu, bambu, bahkan tempurung kelapa. Yang terpenting bahan-bahan sarang itu sanggup tertutup rapat sehingga lebah trigona nyaman tinggal.
Peternak lebah trigona di aneka macam kawasan menggunakan materi sarang berbeda-beda. Di Luwu, Sulawesi Selatan, misalnya, peternak menciptakan sarang trigona menggunakan kotak kayu. Di Nusa Tenggara Timur memanfaatkan penggalan bambu dan di Pandeglang (Jawa Barat), trigona dipelihara di kotak kayu dan buah kelapa.
Peternak di mancanegara yang membudidayakan lebah trigona mirip di Filipina berlaku serupa. Di sana peternak memanfaatkan tempurung kelapa yang diikat menjadi kesatuan menggunakan tali. Lain lagi dengan peternak di Meksiko yang memanfaatkan pot-pot tanah yang digabungkan kedua lisan potnya.
Dewasa ini peternak trigona berinovasi dalam pembuatan sarang. Salah satunya dengan menciptakan topping. Metode itu merupakan modifikasi dari pengembangan sarang-sarang buatan yang sudah ada. Pembuatan topping bertujuan untuk mempermudah panen. Topping mirip kotak multiguna, yang dirancang untuk aneka macam fungsi dan berkaitan dengan fisiologi lebah.
Tanpa topping, peternak harus membelah log saat panen dan menggantinya dengan log baru. Topping dilakukan dengan menempatkan kotak kayu di atas log sebagai ruang buatan untuk menyimpan sarang madu. Bahan topping sederhana, terbuat dari kayu atau tripleks yang dibuat menjadi kotak berukuran 30 cm x 40 cm x 5 cm. Nantinya panen madu cukup dilakukan dengan membuka epilog kotak topping.
Baca Juga
Belum ada Komentar untuk "Budidaya Lebah Madu Klanceng (2)"
Posting Komentar