Memahami Fenomena Crown Shyness

Sebuah pertanyaan menggelitik disampaikan Wirayudha dari Malang Memahami Fenomena Crown ShynessSebuah pertanyaan menggelitik disampaikan Wirayudha dari Malang, Jawa Timur,“Apakah tumbuhan yang ditanam jarak sangat rapat menciptakan tumbuhan itu rusak karena tajuknya saling bertabrakan?”.


Sejatinya pengaturan jarak tanam, terutama pada tumbuhan budidaya bertujuan biar tidak terjadi perebutan unsur hara yang mempengaruhi tumbuh dan kembang tumbuhan itu.


Pada tumbuhan jati Tectona grandis, misalnya, jarak tanam awal 2 m x 2 m dan penjarangan hingga jarak tanam 3 m x 3 m ketika cukup umur dianggap pilihan pas karena sanggup diperoleh kayu berdiameter besar dengan sedikit mata tunas.


Terkait tajuk pohon, andai tumbuhan ditanam rapat, sebetulnya tajuk pohon tidak akan saling bersinggungan. Apa sebab? Dalam dunia flora terdapat istilah crown shyness yang secara harfiah diartikan sebagai mahkota keseganan. Fenomena tersebut mengacu kepada kondisi spesies pohon yang mempunyai mahkota sama tinggi dan letaknya bersebelahan, tapi tajuknya tidak saling bersentuhan, seolah terdapat celah.


Tabir fenomena itu hingga kini tetap menarik untuk dikuak mesti telah menjadi pertanyaan ilmuwan semenjak awal 1900-an. Ilmuwan menjumpai celah itu tak hanya terjadi pada pohon dengan spesies sama, tapi juga berbeda.


Selain itu, terungkap bila crown shyness tidak terjadi ketika pohon muda dan pendek, tapi terlihat ketika pohon-pohon mencapai tinggi tertentu. Diduga hal itu jawaban sensitifitas terhadap tingkat cahaya serta kontrol tumbuhan untuk saling menyetop pertumbuhan daun ketika antardaun dari pohon berbeda mulai saling merapat.


Anda sanggup mengamati fenomena tersebut di sekitar lingkungan daerah tinggal. Silakan mencobanya!


Belum ada Komentar untuk "Memahami Fenomena Crown Shyness"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel