Instalasi Hidroponik (8): Aneka Model Staterkit NFT
Rani Awaludin di Cawang, Jakarta Timur mulai tertarik menanam sayuran hidroponik sesudah ikut memanen selada di rumah karibnya dikala beranjangsana pada awal Mei 2016. “Terlihat sederhana dan tidak butuh lahan luas,” ujar wanita 29 tahun itu.
Belakangan Rani kasak-kusuk mencari gosip mengenai instalasi hidroponik yang pas untuk lahan sempit seluas 10 m2 di halaman belakang rumahnya. “Saya rajin mengunjungi pameran-pameran pertanian,” kata Rina.
Sejatinya di pasaran beredar bermacam-macam model staterkit hidroponik yang memang cocok untuk pehobi ibarat Rani. Staterkit tersebut mempunyai banyak keunggulan: gampang dirakit dan dirawat serta ekonomis lahan, paling banter butuh ruang 3 m x 3 m. “Besarnya staterkit hidroponik biasanya mengikuti jumlah lubang,” tutur Salim, pehobi di Sunter, Jakarta Utara. Saat ini jumlah lubang tanam bervariasi antara 15-90 lubang.
Sistem hidroponik pada staterkit umumnya digunakan Nutrient Film Technique (NFT), meski ada pula memakai sistem ebb and flow, bahkan drip irrigation alias irigasi tetes. Sistem NFT butuh pengawasan cermat ibarat pengamatan nilai electro conductivity (EC) kalau berada di area terbuka sebab memengaruhi pertumbuhan tumbuhan hidroponik. Namun biasanya staterkit dilengkapi atap untuk mencegah fluktuasi nilai EC itu.
Belum ada Komentar untuk "Instalasi Hidroponik (8): Aneka Model Staterkit NFT"
Posting Komentar