Kisah Penjual Bunga Acara Wisuda
Wisuda memang insiden bersejarah dalam perjalanan akademik seseorang. Sebab itu pula teman, sahabat atau kerabat kerapkali memperlihatkan setangkai bunga mawar atau bunga hiasan sebagai ungkapan bahagia.
Bagi Ibu Eneng dari Kecamatan Parongpong, Kota Administratif Cimahi, Jawa Barat, insiden Istimewa itu yaitu peluang bisnis. Ia bersama 6 sanak famili akan menjajakan bunga-bunga mawar dan bunga hias tersebut di banyak sekali sudut jalan menuju lokasi program wisuda.
Hari ini (27/082016) Ibu Eneng menjual bunga-bunga itu di seputaran Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat. “Setiap orang akan membawa 100 tangkai mawar serta sedap malam dan 60 hiasan bunga,” ungkapnya kepada Bebeja.com. Bunga-bunga itu ditaruh di dalam bejana yang berisi air setinggi 10 cm agar bunga tetap segar. Dari Lembang, mereka berangkat membawa 3 mobil.
Bunga-bunga itu dijual seharga Rp7.500-Rp10.000 untuk setangkai mawar dan sedap malam serta Rp35.000-Rp50.000 untuk bunga hiasan. Bila seluruhmya laris terjual, Ibu Eneng memperoleh omzet sekitar Rp2,5-juta-Rp3-juta selama 12 jam berjualan.
“Modalnya separuh dari harga jual,” ujarnya. Bunga hiasan, misalnya, dengan 12-15 aneka bunga ibarat mawar, sedap malam, dan gladiol butuh biaya Rp15.000-Rp18.000.
Yang menarik, setiap jadwal wisuda di banyak sekali universitas di Jawa Barat dan Jawa Tengah sudah dipantau jauh-jauh hari. “Kami berjualan hingga ke Bogor, Cirebon, dan Solo. Jadwal wisuda kami lihat melalui internet,” kata wanita 40 tahun itu yang membeli bunga dari kebun milik kerabat seluas 5.000 m2 di Lembang.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Penjual Bunga Acara Wisuda"
Posting Komentar