6 Panduan Lengkap Cara Budidaya Labu Kuning Yang Baik Dan Benar Bagi Pemula

Panduan Lengkap Cara Budidaya Labu Kuning Yang Baik Dan Benar Bagi Pemula


Waluh atau Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch.) merupakan buah dari tumbuhan merambat dari suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Banyak orang yang menyukai waluh ini dan banyak memanfaatkannya sebagai materi masakan ibarat sup, kue, bubur dan masih banyak yang lainnya. Karena manfaat yang bermacam-macam dari waluh ini, banyak orang yang berusaha untuk melaksanakan budidaya labu kuning ini. Berikut yakni cara budidaya labu kuning :


a. Syarat Tumbuh

Labu Kuning atau Waluh sanggup tumbuh dengan baik pada tempat dengan ketinggian sekitar 800-1.200 mdpl dengan mempunyai curah hujan sekitar 700-1000 mm/tahun, dan mempunyai kelembaban udara sekitar 75%. Jenis tanah yang baik untuk menanam budidaya waluh atau labu kuning ini yakni tanah aluvial berhumus, tanah gembur kering bekas rawa, andosol, tanah merah dan grumosol denan derajat keasaman atau pH tanah sekitar 5,0 sampai 6,5. Dan hal penting lainnya yakni lahan yang akan dipakai untuk budidaya mempunyai ketercukupan cahaya matahari.


b. Pemilihan dan Persiapan Bibit Waluh

Perbanyakan bibit tumbuhan waluh paling biasanya dilakukan dengan cara generatif atau melalui biji. Pilihlah buah calon bibit waluh yang baik yaitu buah yang berukuran besar, mempunyai warna kulit cerah dan mempunyai pangkal buah yang kecil. Buah yang telah dipilih untuk bibit, biarkan masak di pohon kemudian sesudah masak petik buah tersebut dan diamkan selama 7 hari. Setelah itu, buah dibelah dan diambil bijinya lali ditempatkan pada wadah, biarkan semalaman.


Biji yang telah didiamkan selama semalaman, selanjutnya rendam biji benih dengan air dan bersihkan selaput lendir pada biji atau untuk mempermudah penghilangan selaput lendir biji, biji sanggup dicampur dengan arang sekam halus ketika perendaman. Bersamaan dengan perendaman lakukan pula sortasi atau pemilihan biji benih, biji yang karam dipilih untuk bibit sedangkan yang mengapung di buang.


Setelah perendaman, selanjutnya jemur bij benih selama 2 hari sampai kering. Jika bijji sudah kering segera simpan biji selama sekitar 1 sampai 3 bulan sebelum ditanam semoga menghilangkan masa dormansi biji.


Biji yang akan ditanam, sehari sebelumnya biji benih direndam dalam air hangat selama 2 sampai 4 jam, sesudah itu letakkan pada kain yang telah dibasahi den simpan sekitar 3 hari sampai biji berkecambah. Biji yang telah berkecambah selanjutnya sanggup ditanam ke lahan tanam secara langsung.


c. Pengolahan Lahan Tanam

Lakukan pengolahan tanah pada lahan tanam sebelum siap ditanami. Gemburkan tanah lahan dengan cara dibajak atau di cangkul sedalam 20 cm – 30cm. Lakukan pengapuran memakai kapur pertanian atau dolomit apabila ph tanah dibawah 6, kebutuhan kapur atau dolomit tersebut untuk 1 hektar lahan yakni sekitar 1 sampai 2 ton. Jika sudah, lakukan pemupukan dasar dengan memakai pupuk dasar dan diamkan selama 1 sampai 2 minggu.


Buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter, tinggi sekitar 20 cm – 30 cm, dan panjang menyesuaikan lahan tanam. Jarak antar bedengan dibentuk dengan jarak sekitar 35 cm – 40 cm. Jika bednan telah siap selanjutnya lakukan pemulsaan dengan mulsa plastik semoga kelembaban tanah tetap terjaga.


Selanjutnya, buat lubang tanam pada permukaan mulsa plastik dengan ukuran diameter sekitar 10 cm. Dalam 1 bedengan dibentuk 2 baris lubang tanam dengan jarak antar lubang dalam 1 baris sekitar 40 cm dan jarak antar lubang antar baris sekitar 40 cm. Setelah lubang tanam jadi, selanjutnya lubang tanam diberi pupuk berupa pupuk sangkar atau pupuk kompos dengan takaran sekitar 1-1,5 kg/lubang tanam. Kebutuhan pupuk sangkar atau pupuk kompos untuk 1 hektar lahan yakni sekitar 20 sampai 35 ton.


d. Penanaman Waluh Atau Labu Kuning

Setelah benih dan lahan tanam siap, maka segera lakukan penanaman. Benamkan 1 benih dalam setiap lubang kemudian timbun kembali dengan tanah, pembenaman tersebut jangan terlalu dalam yaitu sekitar 0,5 atau 2 cm semoga cepat tumbuh. Setelah berumur sekitar 7 hari, benih yang tadinya berkecambah selanjutnya akan tumbuh lebih tinggi.


e. Perawatan Tanaman



  • Penyulaman

    Setelah tumbuhan berumur sekitar 7 hari maka lakukan penyulaman pada tumbuhan yang mati atau tidak tumbuh dengan baik dan ganti dengan bibit yang baru.

  • Penyiangan

    Setelah tumbuhan berumur 3 sampai 4 ahad maka segera lakukan penyiangan terhadap gulma atau tumbuhan pengganggu lainnya. Penyiangan berikutnya dilakukan dengan melihat frekuensi gulma yang ada.

  • Pemupukan Susulan

    Setelah tumbuhan berumur 3 ahad maka lakukan pemupukan susulan dengan memakai pupuk organik cair yang terbuat dari pupuk sangkar yang dicampur dengan air dengan komposisi 1 Kg pupuk sangkar dan 1 liter air. Namun pupuk tersebut dibentuk dan difermentasikan selama seminggu dulu gres dipakai untuk pemupukan. Cara pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan pupuk organik yang telah dibentuk ke lubang tanam dan juga serpihan tumbuhan untuk setiap 1 meter persegi lahan diharapkan sekitar 1 L pupuk cair. Pemupukan iini dilakukan secara rutin yaitu setiap 3 bulan sekali.

  • Pemberian Lanjaran

    Agar melaksanakan perawatan lebih gampang maka beri tumbuhan lanjaran. Lilitkan tumbuhan waluh pada lanjaran. Lanjaran tersebut terbuat dari bambu dengan ukuran 2 meter dan ketinggian 1,5 meter.


f. Pemanenan Waluh

Waluh atau Labu Kuning mulai berbuah ketika berumur sekitar 60 hari sesudah tanam dan waluh sanggup mulai dipanen sesudah berumur sekitar 80 hari sesudah tanam. Pemanenan sanggup dilakukan secara sedikit demi sedikit 1 sampai 2 bulan.


Demikian artikel pembahasan tentang”6 Panduan Lengkap Cara Budidaya Labu Kuning Yang Baik Dan Benar Bagi Pemula“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa




Belum ada Komentar untuk "6 Panduan Lengkap Cara Budidaya Labu Kuning Yang Baik Dan Benar Bagi Pemula"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel