Icip-icip Beras Jelai

Baca Juga

SR produksi Gunawan Setyobudi dari Loa Kulu Icip-icip Beras JelaiDua kantong beras jelai PJ-SR produksi Gunawan Setyobudi dari Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu dimasak pagi hari menggunakan pemanas nasi listrik. Setiap 1 kg beras jelai tersebut ditanak dengan 0,5 liter air. Jelai masak sehabis 30 menit itu disuguhkan pada pengunjung di stan Provinsi Kalimantan Timur pada Gelar Pangan Nusantara 2018 di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta pada 27-29 Juli 2018.


Citarasa jelai alias jali masak itu sedikit hambar. Namun, begitu dibubuhi aneka lauk ibarat teri dan ikan asin ketika mencicipi, tersaji citarasa lezat. “Enak sekali ya ternyata,” ujar Harti dari Jakarta Selatan pada bebeja.com. Perempuan 56 tahun itu bahkan merasakan sampai 2 kali beras jali yang menjadi pangan lokal alternatif itu.


Jelai memang menjadi unggulan pengembangan pangan lokal di Kalimantan Timur. Hampir di setiap wilayah di provinsi tersebut ibarat Kutai Barat dan Kutai Kartanegara, Hordeum vulgare itu gampang dijumpai, terutama di areal persawahan. Petani memang memang sengaja menanam jelai sebagai pengalih burung yang biasa menyantap bulir-bulir padi menjelang panen.


Tanaman jelai yang sekarang dikembangkan di banyak sekali lokasi oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Timur itu sangat adaptif. Lahan kering tak terkendala. Dengan jarak tanam 50 cm x 70 cm, sanggup dipetik 4,5-5 ton/ha biji jelai yang dipanen sehabis umur 5 bulan. Pascapanen, kulit biji dipecah menggunakan penggilingan padi karena belum terdapat alat khusus untuk menggilingnya. Walhasil banyak dijumpai biji jelai pecah karena ukuran bijinya besar.


Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Icip-icip Beras Jelai"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel