Panduan Lengkap Cara Budidaya Kerang Abalone (Haliotis asinina) Bagi Pemula

Panduan Lengkap Cara Budidaya Kerang Abalone (Haliotis asinina) Bagi Pemula – Abalon (Haliotis asinina) merupakan suatu spesies kerang-kerangan (moluska) dari famili Haliotidae dan genus Haliotis. Kerang abalon juga disebut dengan kerang mata tujuh atau siput balik batu, ormer di Jersey dan Guernsey, perlemoen di Afrika Selatan, dan pāua di Selandia Baru.


Abalon mempunyai ciri-ciri permukaan kulit sebelah dalam yang berwarna-warni yang terbuat dari nakre. Daging moluska ini dianggap sebagai salah satu masakan istimewa di sebagian Amerika Latin (khususnya Chili), Asia Tenggara, dan Asia Timur (khususnya di Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, dan Korea).


Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Mollusca

Kelas: Gastropoda

Subkelas: Orthogastropoda

Superordo: Vetigastropoda

Ordo: Archeogastropoda

Superfamili: Haliotoidea

Famili: Haliotidae

Rafinesque, 1815

Genus: Haliotis


Cara Budidaya Kerang Abalone (Haliotis asinina)


Pemilihan Benih Kerang Abalone Siap Tebar


Kriteria benih kerang abalone yang siap tebar untuk budidaya kerang abalone yaitu

a. Ukuran benih relatif seragam yaitu 1 cm/ekor (ukuran panjang cangkang).

b. Mampu memanfaatkan pakan rumput bahari segar sebagai makanannya, ibarat Gracilaria sp atau Ulva sp.

c. Sensitif terhadap respon dari luar.

d. Cangkang tidak pecah atau cacat.

e. Tidak terdapat luka pada cuilan badan/daging.

f. Benih kerang abalone yang sehat akan cepat merespon rangsangan dari luar. Cirinya yaitu:



  • Cenderung menempel berpengaruh pada substrak bila disentuh

  • Apabila direndam dalam air tawar akan mengkerut dan mengeras, dan bila dikembalikan ke air bahari akan cepat melaksanakan pergerakan.

  • Apabila dipegang terasa kenyal dan padat serta tidak lemas.


Padat Tebar dan Aklimatisasi


Menentukan padat penebaran (stocking density) dan ukuran benih tebar sanggup diubahsuaikan dengan lahan budaya, selain itu tingkah laris dan sifat yang dimiliki oleh kerang abalone ibarat pergerakan yang lambat dan hidup menempel pada substrak dan tidak memerlukan areal yang luas untuk melaksanakan aktivitasnya maka sangat memungkinkan untuk penebaran tinggi. Di Jepang, padat penebaran H. asinina ukuran 25mm 731-1426 ekor/m2. Di Indonesia, Lokasi budidaya Laut-Lombok yang memelihara kerang abalone dengan penerapan 2 metode mempunyai padat tebar dan cara aklimatisasi yang berbeda.


Sebelum melaksanakan penebaran benih, lakukan aklimatisasi atau adaptasi terhadap lingkungan yang gres terlebih dahulu. Aklimatisasi harus dilakukan sebelum penebaran. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko maut dikala awal pemeliharaan. Perubahan lingkungan secara tiba-tiba sanggup mengakibatkan stres bahkan maut bagi kerang. Ada 2 metode untuk memilih tingkat padat tebar dan cara aklimatisasi kerang abalone ini:


Metode Pen-culture

Selain sifat dan tingkah laris kerang abalone, pertimbangan yang menjadi dasar dalam penentuan padat tebar pada metode pen-culture yaitu kondisi perairan dikala surut terendah yang sanggup berlangsung beberapa saat. Pada dikala surut, kuantitas air yang berada dalam pen-culture sangat minim dan kemungkinan tidak terjadi pertukaran air. Keadaan tersebut sangat mengkwatirkan apabila dilakukan dalam penebaran tinggi. Untuk itu, padat tebar metode pen-culture sebaiknya berkisar antara 100-150 ekor/m2.


Sedangkan cara aklimatisasi pada metode ini yaitu dengan cara aklimatisasi dalam kolam terlebih dahulu dengan memakai media air dari lokasi pen-culture. Kantong diapungkan beberapa dikala yaitu sekitar 15-20 menit, kemudian buka dan masukkan air perlahan-lahan. Tebar benih abalone ke dalam kolam selama 20-30 menit dengan keadaan sirkulasi air.


Penebaran dalam pen-culture sanggup dilakukan sehabis kerang abalone terlihat sanggup mendapatkan kondisi lingkungan baru, ditandai dengan gerak aktif kerang abalone untuk mencari daerah bersembunyi. Penebaran dilakukan pada dikala air mulai pasang yang ditebar merata dalam pen-culture (dibeberapa tempat).


Metode KJA

Dengan metode KJA, padat tebar sanggup lebih tinggi, tingginya padat penebaran tersebut dikarenakan sirkulasi air selalu terjamin setiap dikala sehingga kualitas air lebih terjamin. Pada metode ini, yang harus dipertimbangkan selain sifat dan tingkah laris kerang abalone serta sirkulasi air yaitu luas permukaan substrak. Dengan percobaan yang telah dilakukan oleh Loka Budidaya laut-Lombok, padat tebar metode KJA sebaiknya berkisar antara 350-400 ekor/m2.


Cara aklimatisasi pada sistem KJA sanggup dilakukan dalam kolam ataupun eksklusif dalam wadah pemeliharaan. Kantong yang berisi benih diapungkan dalam wadah pemeliharaan 15-20 menit, kantong dibuka dan dimasukkan air dari luar kantong secara perlahan sampai hampir penuh, balik cuilan dalam kantong menjadi luar kantong dan biarkan benih kerang abalone lepas dengan sendirinya. Setelah beberapa saat, benih kerang abalone yang masih menempel pada kantong segera dilepas dan dimasukkan kedalam wadah pemeliharaan.


Pakan dan Pemberian Pakan Kerang Abalone


Jenis pakan kerang abalone yaitu seaweed atau biasa disebut makro-alga, tapi tidak semua sanggup dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber makanan. Saat ini, pakan yang terbaik yang diberikan yaitu Gracilaria sp. Selain Gracilaria sp, jenis seaweed yang lain juga sanggup diberikan, ibarat Ulva sp. Saat derma pakan, perhatikan kebersihan dan kesejukan pakan. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya predator yang terbawa dan menghindari pakan yang hampir/telah mati yang nantinya akan membusuk dan menimbulkan racun bagi kerang abalone.


Pada metode pen-culture, derma pakan dilakukan apabila ketersediaan pakan yang sebelumnya sudah ditumbuhkan dalam wadah terlihat mulai sedikit. Pemberiannya dilakukan pada dikala air sedang surut dengan cara menyelipkan antara jejeran genteng. Jumlah setiap penambahan pakan yang diberikan sebanyak 25-30 kg berat basah/unit pen-culture.


Pada metode KJA, frekuensi derma pakan dilakukan 2-3 hari sekali sebanyak 2-5kg/unit wadah. Kelebihan derma pakan pada metode KJA sanggup mengakibatkan matinya sebagian Gracilaria sp dalam wadah yang menimbulkan anyir bau yang kemungkinan besar mengandung materi beracun (seperti NH3 dan H2S) yang sanggup bersifat racun dan mematikan. Untuk itu, pengelolaan dan pengontrolan pakan harus dilakukan dengan tepat.


Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Konversi Pakan Kerang Abalone


Kerang abalone merupakan salah satu binatang yang sangat lambat tumbuh. Untuk mencapai ukuran diatas 8 cm/ekor dengan berat 30-40 gr/ekor, diperlukan waktu pemeliharaan sekitar 12-14 bulan dengan ketersediaan pakan yang selalu cukup. Pada awal pemeliharaan, pertumbuhan panjang cangkang sejalan dengan pertumbuhan berat sampai mencapai ukuran cangkang 4 cm dengan berat 11,5-13,37 gram. Setelah mencapai ukuran diatas 4 cm, pertumbuhan lebih mengarah terhadap pertumbuhan berat. Kelangsungan hidup kerang abalone yang dicapai pada masa pemeliharaan 12-14 bulan sebesar 55-63%.


Sifat kerang abalone yang sangat rakus tapi lambat tumbuh menjadikan tingginya nilai konversi pakan yang sanggup mencapai 27-29, artinya untuk meningkatkan berat tubuh sebesar 1 gr, kerang abalone harus memakan masakan sebanyak 27-29 gram.


Pengontrolan dan Pergantian Waring Kerang Abalone


Karena kerang abalone mempunyai pergerakan yang sangat lambat, maka hal tersebut memudahkan predator untuk memangsanya. Maka perlu dilakukan pengontrolan, maka predator sanggup eksklusif disingkirkan dengan cara mengambil eksklusif dari dalam wadah budidaya.


Pada metode pen-culture, pengontrolan sangat sulit untuk dilakukan alasannya ketergantungan pada surutnya air bahari dan desain substrak yang cukup sulit untuk menemukan adanya predator. Salah satu cara untuk mencegah adanya predator pada metode budidaya ini yaitu desain pen-culture yang rapat sehingga tidak ada celah untuk predator masuk serta lakukan pengontrolan secara menyeluruh setiap 3-4 bulan sekali dengan cara membongkar susunan substrak. Tujuannya untuk memperbaiki kembali susunan substrak.


Dinding pen-culture yang terbuat dari waring sangat gampang kotor akhir sedimen yang terbawa dalam tubuh air dan juga tanaman biofouling yang sanggup mengganggu sirkulasi air. Selain itu, waring yang kotor akan lebih gampang robek alasannya tertahannya arus hempasan ombak. Untuk itu, lakukan pergantian waring minimal 1 bulan sekali.


Pada metode KJA, pengontrolan predator lebih gampang dilakukan. Pengontrolan sanggup dilakukan minmal 3-4 hari sekali atau sebelum derma pakan dengan cara mengangkat wadah budidaya ke permukaan. Predator yang ditemukan sanggup segera dimusnahkan dan apabila ada kerang abalone yang sakit sanggup dilakukan tindakan pengobatan. Untuk memperlancar sirkulasi air dalam wadah, maka lakukan pergatian wadah atau waring minimal setiap bulan.


Demikian artikel  tentang”Panduan Lengkap Cara Budidaya Kerang Abalone (Haliotis asinina) Bagi Pemula“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa




Belum ada Komentar untuk "Panduan Lengkap Cara Budidaya Kerang Abalone (Haliotis asinina) Bagi Pemula"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel