Biogas Sampah Sayuran (2)

Sampah sayuran ibarat kotoran ternak merupakan substrat terbaik penghasil biogas atau dikenal sebagai biogas sampah sayuran. Biogas dari sampah sayuran merupakan gas yang gampang terbakar atau flammable dan didominasi senyawa metan (CH4) dan karbondioksida (CO2). Gas tersebut dihasilkan melalui fermentasi sampah sayuran oleh basil anaerob (tanpa udara).


Pada proses fermentasi tersebut sebetulnya terjadi interaksi antara basil metanogen dan nonmetanogen serta materi organik dalam hal ini sampah sayuran sebagai umpan penghasil biogas dalam digester.


Banyak faktor yang menghipnotis produksi biogas sampah sayuran tersebut antara lain ukuran bahan, kadar air, rasio karbon dan nitrogen (C/N), suhu, pH, serta waktu tinggal di dalam digester. Nah, materi berukuran kecil akan lebih cepat terdegradasi dalam fermentasi anaerobik lantaran mempunyai luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan materi yang berukuran besar. Demikian pula dengan waktu tinggal atau usang sampah sayuran tersebut, misalnya, yang dimasukkan di dalam digester selama fermentasi anaerob berlangsung.


Di dalam digester tersebut setiap materi mempunyai waktu tinggal berbeda. Contoh kotoran sapi memerlukan waktu 20-30 hari sampai terbentuk gas metan sebagai biogas. Engler et al. (2000) dalam Economic and Environmental Impact of Biogas Production and Use menjelaskan fermentasi anaerob berlangsung optimal dengan syarat: suhu mesofilik 35 derajat celcius, pH 7-8, dan waktu retensi antara 10-30 hari.


Penelitian David Bahrin, Destilia Anggraini, dan Mutiara Bunga Pertiwi dari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya yang termuat dalam Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 pada 2011 mengatakan bahwa terdapat perbedaan jumlah yang signifikan pada komposisi gas metana yang dihasilkan dari aneka macam komposisi perbandingan sampah sayuran dengan materi lain.


Sampah sayuran dengan komposisi masukan sebesar 30%, yaitu 30% sampah sayuran dan 70% kotoran sapi menghasilkan komposisi gas metan lebih besar dibandingkan asupan sampah sayuran sebesar 50% dan 70%.


Mengapa kotoran sapi penting sebagai materi asupan lain untuk menghasilkan biogas sampah sayuran? Hal itu disebabkan kotoran sapi banyak mengandung materi selulosa yang telah dicerna di perut sapi sehingga lebih gampang diuraikan oleh basil pembentuk gas metan yang berperan penting dalam proses metanogenesis untuk menghasilkan gas metana (CH4).


Riset lain oleh Astuti Herawati, Arif Wibawa, Dewi dan D. Andang (dua yang disebut terakhir ialah dosen dari Universitas Setia Budi Surakarta) pada 2011 mengungkapkan volume biogas sampah sayuran terbanyak, misalnya, diperoleh dari materi kotoran sapi (90%) dan sampah tomat (10%) dengan kadar metan tertinggi diperoleh pada hari ke-21 dalam digester sebesar 65,19% dan kadar karbondioksida (28,4%).


Belum ada Komentar untuk "Biogas Sampah Sayuran (2)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel