Penangkaran Ikan Badut Di Thailand
Lidah anemon itu kolam menari-nari ke segala arah. Bukan karena gerakan air, tetapi tanggapan polah beberapa ikan badut yang menyusup keluar-masuk di antara pengecap flora bahari itu.
Pemandangan tersebut bukan di kedalaman bahari 10-12 meter, lokasi habitat si ikan badut, melainkan di akuarium berukuran 100 cm x 90 cm x 90 cm milik pehobi asal Thailand yang dijumpai di Bangkok. Ikan-ikan badut itu merupakan ikan hasil penangkaran.
Di antara 5 jenis ikan badut yang berenang dalam kotak beling itu, Amphiprion occelaris alias Nemo, paling memikat. Clown fish-sebutan populer-itu seringkali bergerombol di antara pengecap anemon. Jenis lain, percula, melanopus, dan clarkii, lebih menyukai bercengkerama di antara koral di dasar akuarium.
Ikan badut itu merupakan hasil penangkaran Phuket Coastal Fisheries Research & Development Center (PCFRDC)-lembaga di bawah DKP Thailand-sejak 2000. Menurut Pramote Sangsuksirikul dari PCFRDC, tujuan penangkaran clown fish tersebut sebagai upaya konservasi karena populasi ikan badut di Laut Andaman di Barat Thailand kian menipis tanggapan eksploitasi. Harap mafhum clown fish termasuk 5 besar ikan hias bahari dunia yang laku, selain lion fish, kuda laut, dan damsel.
Ikan badut nemo merupakan jenis pertama yang ditangkarkan oleh PCFRDC karena populasi paling terancam. Di Laut Andaman terdapat 28 jenis clown fish. Pramote menjelaskan, jikalau populasi ikan badut nemo melimpah sanggup mengundang turis mancanegara di Phuket menyelam untuk menyaksikan agresi Nemo di habitat asli. Hal itu menguntungkan untuk ekoturisme.
Untuk menangkarkan ikan badut, PCFRDC pertama mengambil ikan badut dari habitat asli, lantas melaksanakan aklimatisasi di akuarium selama 6 bulan. Kondisi akuarium tersebut dibentuk menyerupai habitat aslinya. Salinitas berkisar 30-33 ppt. Seluruh air bahari di akuarium diganti 100% setiap 2 bulan. Agar mau memijah, rasio jantan dan betina badut yang diberi pakan udang kecil 2 kali sehari itu, perbandingannya 1:1.
Biasanya betina bertelur 1-2 bulan pascaaklimatisasi. Betina sanggup memproduksi 500-1.000 telur. Telur-telur itu akan menempel pada koral dan selanjutnya menetas sesudah 7-8 hari. Burayak ikan badut lalu dipindahkan ke dalam kolam fiber berkapasitas 500 liter yang dilengkapi aerator.
Di sana mereka dipelihara selama 15 hari sebelum dipindahkan lagi ke kolam semen berkapasitas 4 ton. Selama dibesarkan itu, burayak ikan badut diberi aneka pakan. Burayak umur 1-10 hari diberi pakan rotifer dengan kepadatan 5-15 rotifer/ml. Sesudah itu, hingga umur 30 hari, burayak menerima pakan artemia. Di atas umur 30 hari para ikan sanggup menyantap pakan pelet.
Menurut Pramote sesudah sukses menangkarkan ocellaris 2 tahun lalu pada 2004 peneliti di PCFRDC juga sukses menangkarkan 10 jenis lain ikan badut menyerupai yellow skunk anemon fish Amhiprion akallopisos, tomato anemonfish A. frenatus, dan sebae A. sebae. Saat ini terdapat 5 farm penangkaran ikan clown fish di Thailand yang 95% produksinya mengisi pasar ekspor. Ikan badut hasil penangkaran mempunyai beberapa kelebihan menyerupai toleran terhadap perubahan kondisi air pada akuarium (Dian Adijaya Susanto).
Riwayat penulis: Penulis pernah menjabat Redaktur di Majalah Pertanian Populer, Trubus. Beberapa rubrikasi: sayuran, obat tradisional, satwa dan ikan, serta eksplorasi pernah diasuhnya. Penulis yang merupakan alumnus Program Pascasarjana Universitas Indonesia dalam Biologi Konservasi itu juga pernah menangani Unit Pengembangan Bisnis dan Promosi jaringan Pemasaran Pertanian dan menjadi konsultan. Korespodensi: dianadijaya17@gmail.com
Belum ada Komentar untuk "Penangkaran Ikan Badut Di Thailand"
Posting Komentar