Bisnis Daun Cincau Naik Daun
Bagi Budi Wibisono di Kabupaten Malang, Jawa Timur, menanam cincau pada medio 2012 sekadar iseng belaka. Jumlahnya sedikit hanya 20 tanaman yang seluruhnya merambat sebagai tanaman pagar.
Namun tak disangka, pada September 2013 seorang pengepul menyambanginya dan tanpa banyak menawar memborong daun-daun cincau hijau yang tumbuh lebat seharga Rp25.000/kg. Hari itu Budi memperoleh Rp75.000 dari panen 3 kg daun cincau. Budi menuturkan semenjak itu pula seruan daun cincau mulai mengalir dan sekarang ia memasok 50 kg/bulan daun cincau.
Bisnis daun cincau naik daun? Faktanya seiring menjamurnya bar kopi dengan mencampurkan cincau, seruan Premna oblongifolia itu mulai terkerek naik. Contoh Herman di Malang, Jawa Timur. Enam gerai Cincaupuccino yang dikelolanya butuh sampai 75 kg cincau hitam. Sumber cincau berasal dari pasar becek.
Menurut Herman yang bermitra dengan sejumlah pemasok itu, harga cincau di pasar mencapai Rp35.000-Rp40.000/drum. Herman juga membeli serbuk cincau Rp6.000/sachet yang bisa menghasilkan 1 liter cincau bila pasokan dari kawan tiba-tiba tersendat.
Bagi pekebun, peluang menanam daun cincau menjanjikan. Aldi di Purbalingga, Jawa Tengah ketika ini menjual daun dan batang cincau. Ia menjual tiga kelas cincau: super, cacah, dan utuh. Kelas super terdiri atas 90% daun dan 10% batang seharga Rp32.000/kg. Kelas cacah berupa gabungan 40% daun dan 60% batang senilai Rp26.000/kg. Kelas utuh, bebas cacah mencapai Rp24.000/kg. Harga itu stabil semenjak 2010 dengan persentase laba di atas 50%.
Aldi yang menanam daun cincau hitam menuturkan, bila ia menerima seruan ekspor sebanyak 15-20 ton/bulan ke China, Malaysia, dan Singapura. Volume itu bakal meningkat sekitar 20% setiap tahun. Itu belum menghitung kebutuhan lokal yang mencapai 6-8 ton/bulan.
Pada ketika Ramadhan Aldi menjelaskan, kebutuhan daun cincau melambung sampai 25 ton/bulan. Aldi ketika ini bermitra dengan pekebun di 4 kelurahan di Purbalingga, Jawa Tengah. Dari setiap kelurahan tersebut rata-rata terdapat 50 warga menanam daun cincau di luas lahan rata-rata 200 m2.
Kondisi serupa juga dialami Prabowo, produsen cincau di Sleman, Yogyakarta. Prabowo yang menjual cincau semenjak 2010 itu memasok daun cincau hijau ke seputaran Yogyakarta sampai Jabodetabek. Prabowo yang menanam cincau hijau di lahan 200 m2, tetap mengambil pasokan dari pekebun di Bandungan, Kopeng, dan Piyungan biar kontinuitas pasokan terjamin. Prabowo menuturkan bila bisa memproduksi 2 kuintal/bulan cincau hijau pada demam isu kemarau dan 50-60 kg/bulan pada demam isu hujan.
Kebutuhan tinggi pada pada demam isu kemarau karena cincau dimanfaatkan sebagai gabungan es. Harga jual cincau pada demam isu kemarau tinggi mencapai Rp30.000/kg. Namun harga itu terkoreksi pada demam isu hujan menjadi Rp15.000-Rp20.000/kg alasannya yaitu meskipun volume produksi tetap, tapi seruan menurun. Namun hal itu sanggup disiasati ketika ini berkat kehadiran bar kopi yang menggunakan gabungan cincau.
Khusus daun cincau hijau terdapat 3 jenis: cincau cina atau nasi, daun berbulu, dan daun tebal. Dari ketiga daun itu yang menunjukkan produksi terbaik yaitu cincau cina. Cincau cina mempunyai kekentalan manis dengan warna hijau cerah. Jenis lain tidak gampang kental meski warna hijaunya tak kalah terang. Di pasar ketika ini daun cincau berbulu masih mendominasi.
Menurut Yana, produsen cincau di Bandung, Jawa Barat, pengolahan cincau hijau mudah: tinggal melumat menggunakan air masak. Berbeda dengan cincau hitam yang perlu direbus terlebih dahulu. Toh, produksi cincau hitam maupun cincau hijau tidak problem alasannya yaitu sejauh ini pasar masih butuh pasokan keduanya.
Belum ada Komentar untuk "Bisnis Daun Cincau Naik Daun"
Posting Komentar