Walet 3: Mrutu Untuk Walet

Ada serangga, ada walet. Idiom itu pas karena serangga merupakan pakan utama walet. Salah satu serangga yang disukai walet yakni mrutu. Mrutu, seakan-akan lalat buah dari genus diptera, sanggup disediakan dengan cara menciptakan media tumbuh mrutu.


Bahan dasar media: kombinasi mi apkir dan tepung kedelai. Bahan-bahan itu dicampur 1:1. Campuran materi itu lantas disiram air hangat dan diaduk hingga menjadi bubur putih.


Sebelum digunakan untuk membiakkan mrutu, bubur itu diberi pemanis berupa vitamin, mineral, dan cairan probiotik penghilang bau.


Dari 20 kg materi sanggup diperoleh 1 kg bibit mrutu. Bibit-bibit itu dipanen sesudah dipelihara selama 14-15 hari. Dalam kurun waktu itu dari sekilo bibit dihasilkan 7 kg mrutu setiap harinya. Secara alami kelompok diptera bersifat saprofag yaitu makan materi organik yang membusuk. Bubur tepung merupakan materi organik yang praktis membusuk. Pembusukan itu proses perombakan menjadi senyawa sederhana dari senyawa kompleks.


Untuk menghasilkan 10 kg sarang/panen diperlukan 14 kg serangga/hari, dengan perkiraan walet butuh 4 gram pakan/ekor/hari. Andai ingin menerima 300 kg sarang/panen, maka perlu tersedia 3 kuintal serangga per hari. Jumlah sebesar itu sanggup dipenuhi jikalau memelihara mrutu.


Kadar gizi mrutu sangat tinggi, setiap 100 gram mrutu mengandung 10% air, 65,67% protein, 9,08% serat, 17,35% lemak, dan 0,14% mineral. Energi dihasilkan mencapai 4.188 kalori. Jumlah energi itu cukup untuk menciptakan walet tumbuh, berkembang biak, dan menciptakan sarang alasannya yakni Collocalia fuciphaga butuh pakan dengan kandungan: 55-60% protein, 14-17% lemak, 0,15-0,25% kalsium, 0,4-0,6% fosfor, dan 6-9% serat kasar.


Belum ada Komentar untuk "Walet 3: Mrutu Untuk Walet"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel