Saatnya Berkebun Bambu


Penurunan emisi dalam prosedur REDD+ (Reduce Emmision from Deforestation and Forest Degradation) atau pengurangan emisi dari deforestrasi dan degradasi hutan menciptakan kayu-kayu budidaya ibarat sengon dan jabon banyak ditanam.


Di luar kedua jenis flora perkebunan tersebut, bambu bisa menjadi alternatif lain sebagai pengganti kayu. Apalagi pasar bambu sangat besar dan terus meningkat cepat.


Sejak usang Eropa dan Amerika Serikat mengimpor aneka produk bambu dari negara-negar di Asia untuk bermacam-macam kebutuhan ibarat tusuk gigi, lantai bambu, kertas, tekstil, perabot rumah tangga, serta barang kerajinan tangan.


Bukan hanya itu saja, industri makanan pun memerlukan rebung bambu. Produsen terbesar rebung bambu ialah China, Thailand, dan Taiwan. Produk rebung yang diproduksi sanggup dijual segar maupun sudah diolah yang dikemas dalam kaleng dengan aneka macam citarasa.


Sampai dikala ini sumber bambu masih mengandalkan pasokan dari hutan bambu alami sebagai hasil hutan nonkayu. Padahal, hutan bambu alami hanya bisa memproduksi 2-6 ton per hektar dengan jenis heterogen. Jumlah itu gres 20% dibandingkan apabila bambu dibudidaya intensif.


Bila dipukul rata hutan bambu alami hanya akan menghasilkan 4 ton/tahun/ha. Sedangkan pada kebun bambu intensif setiap tahunnya bisa memproduksi 20-36 ton/ha. Fakta yang menarik ihwal bambu ialah bambu cukup ditanam sekali, tapi bisa dipanen berkali-kali tanpa harus menghilangkan seluruh rumpun bambu.


Di dunia terdapat sekitar 1.250 bambu dan 160 jenis (76 jenis endemik) di antaranya berada di Indonesia ibarat Genus Bambusa (19 jenis), Dendrocalamus (6 jenis), dan Gigantochloa (18 jenis). Menurut Sutiyono, hebat dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan di Bogor, Jawa barat, bambu mempunyai sebaran lahan luas mulai dari lahan kering yang tidak pernah tergenang air hingga lahan lembap yang tanahnya sering atau sesekali tergenang air.


Jenis yang cocok dibudidaya di lahan lahan kering ialah kelompok Dendrocalamus dan Gigantochloa ibarat bambu petung, bambu apus, bambu legi, dan bambu surat dengan jarak tanam 8 m x 8 m atau 6 m x 6 m. Untuk bambu yang cocok dibudidaya di lahan lembap ialah kelompok Bambusa ibarat bambu ampel gading, bambu ampel hijau, dan bambu ori.


Belum ada Komentar untuk "Saatnya Berkebun Bambu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel