Jagung Di Kasepuhan Ciptagelar
Selain padi, warga masyarakat etika Kasepuhan Ciptagelar juga menanam bermacam-macam komoditas sayuran menyerupai kol, cabai, dan jagung. Khusus jagung Zea mays sehabis dikeringanginkan selama 3-4 hari atau dijemur selama 2-3 hari gres dipipil sebelum dijual kepada penampung.
“Dulu kegiatan memipil jagung dilakukan siang atau sore hari di dalam rumah,” kata Ujil, warga Kampung Ciptarasa di Desa Sirnarasa. Mereka memipil jagung pada siang atau sore hari sebab rumah cukup terang. Sinar matahari menyusup lewat jendela. Memipil jagung sulit dilakukan malam hari sebab bergantung pada lampu minyak alias cempor yang terbatas penerangannya.
Kini kegiatan memipil jagung itu sanggup dilakukan warga pada malam hari sehabis Isya. Sumber listrik berasal dari pembangkit mikrohidro di Ciptarasa. “Jadi siangnya masih sanggup di ladang,” ujar Ujil yang menanam seperempat hektar jagung bertongkol 2 itu.
Selain jagung berdasarkan Abah Ugi, pemimpin etika Kasepuhan Ciptagelar, listrik mikrohidro yang dibangun di Kampung Cisalimar juga memberi manfaat bagi warga yang ingin menggiling kopi atau mengolah pisang. “Jumlah pembangkit ada 4 unit,” kata Abah Ugi yang menyebutkan PLTMH mendorong berkembangnya ekonomi warga di Kasepuhan Ciptagelar itu.
Belum ada Komentar untuk "Jagung Di Kasepuhan Ciptagelar"
Posting Komentar