Peluang Bahan Bakar Pelet Kayu
Jangan pernah membuang serbuk gergaji, jerami padi, sekam, sampah daun, rumput, ranting, atau apapun bab flora yang sudah dianggap limbah. Semua materi itu masih berharga. Berharga? Ya. Seluruh materi tersebut sanggup menjadi sumber pelet kayu atau wood pellet.
Bagaimana prosesnya? Contoh serbuk gergaji. Pertama, serbuk gergaji ditaruh pada mesin pengering berputar untuk menurunkan kadar air menjadi 10-15%. Kedua, memasukkan serbuk kering itu ke dalam mesin pembuat pelet dengan hasil final pelet kayu silindris dengan diameter 6-10 mm dan panjang 1-3 cm, serta memiliki kepadatan rata-rata 650 kg/m3.
Pembuatan pelet kayu tersebut bertujuan meningkatkan nilai kalori sebagai materi bakar. Nilai kalori sekilo pelet kayu materi bakar, rata-rata 4.200-4.800 kilokalori (kkal) dengan kadar bubuk sekitar 0,5-3%. Hebatnya lagi, kandungan energi pelet kayu tersebut sedikit di bawah batubara, yang nilainya 5.000-6.000 kkal.
Apa kegunaan pelet kayu itu? Pelet kayu tersebut sanggup menjadi materi bakar andalan untuk bermacam-macam keperluan menyerupai penghangat ruangan sampai perjuangan pengeringan pada jasa laundry. Sebagai penghangat ruangan, contohnya diharapkan terutama di negara yang mengalami isu terkini cuek menyerupai Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok. Pun sejumlah negara di Uni Eropa butuh pula pasokan pelet kayu.
Sejatinya, negara-negara yang butuh pelet kayu itu juga memproduksi pelet kayu materi bakar lokal untuk kebutuhan sendiri. Namun, sumber materi baku berupa flora yang tumbuh di negara-negara itu lambat tumbuh ketimbang flora di negara tropis. Selisih waktu untuk mencapai ukuran flora sama bisa mencapai tahunan.
Korea Selatan yakni pola negara yang sekarang berusaha mencari pasokan materi baku sampai ke Indonesia. Di negara produsen pelet kayu lain, menyerupai Vietnam, Malaysia, dan Kamboja, pengusaha Korea harus bersaing dengan pengusaha dari negara 4 isu terkini lain untuk menerima jaminan sumber materi baku.
Pemerintah Korea Selatan semenjak 2012 mencanangkan pemakaian sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi minimal 2%. Mereka menargetkan penggunaan energi biomassa mencapai 10% pada 2022. Dari jumlah itu diperkirakan sebanyak 60% yakni pelet kayu materi bakar.
Berdasarkan data IEA Bioenergy Task 40, Global Wood Pellet Industry Market and Trade Study pada 2011, dikala ini produksi pelet kayu dunia mendekati 20-juta ton dengan kemampuan produksi nyaris setara. Namun pada 2020, dengan produksi sama, jumlah kebutuhan melambung sampai 80-juta ton.
Harga pelet kayu materi bakar berkisar Rp1.600/kg. Nilai itu memang lebih rendah dari harga beli pelet kayu materi bakar asal Vietnam atau Malaysia, Rp2.000/kg. Saat ini pasar Korea butuh pasokan 4.000 ton/bulan. Di sejumlah daerah di tanahair, banyak pelaku bisnis mulai bergerak dengan menanam kayu cepat panen yang minim perawatan, serta tinggi kandungan energinya menyerupai petai cina Leucaena leucocephala, kaliandra Calliandra calothyrsus, dan gamal Gliricidia sepium.
Belum ada Komentar untuk "Peluang Bahan Bakar Pelet Kayu"
Posting Komentar