Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Jahe

Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Jahe Yang Tepat


Dalam melaksanakan penanaman pastilah keberadaan hama dan penyakit dikhawatirkan sanggup menurunkan hasil panen, baik kualitas maupun kuantitas. Oleh lantaran itu, perlu dilakukan pemberantasan. Kali ini kita akan membahas Hama Dan Penyakit yang sering menyerang Tanaman Jahe Beserta Cara Pengendaliannya.


Hama Dan Penyakit Tanaman Jahe


a. Hama Kepik

Tanaman akan mempunyai daun yang berlubang-lubang bahkan bisa tinggal tulang daunnya saja kalau penyerangan hama tersebut sudah parah. Penyebab hal tersebut ialah Kumbang Epilachna spp. Kumbang cukup umur pada jenis ini mempunyai bentuk oval, panjangnya 6-8 mm, warnanya bervariasi dari kemerahan hingga cokelat kekuningan. Kepik betina meletakkan telurnya di bawah permukaan daun. Tiap ekor bisa meletakkan telurnya dalam dua belas kelompok, masing-masing kelompok 22-25 butir. Larvanya berwarna kuning pucat dan ditutupi bulu-bulu lembut dikala ditetaskan dari telur. Segera sesudah menetas larva lansung memakan daun.

Hama ini mempunyai tumbuhan inang berupa mentimun, kacang- kacangan, jagung, padi, kubis, serta tumbuhan lain dari keluarga Solanaceae.


Cara pengendalian:

Pengendalian terhadap hama ini sanggup dilakukan dengan cara menyemprotkan Dimecron 50 SCW dan Thiodan 36 EC dengan takaran sesuai dengan ajuan pada kemasan.


b.Penyakit layu bakteri

Gejala awal penyakit layu basil ialah daun pada belahan bawah menjadi layu. Selanjutnya helaian daun akan melipat, menggulung, berwarna kusam, terpulai, kuning, dan mengering. Setelah itu, tunas menjadi wangi dan berair kemudian tumbuhan mati. Rimpang jahe yang terkena penyakit ini akan berwarna gelap dan busuk. Bila rimpang dipotong secara pelan-pelan akan keluar lendir berwarna putih susu hingga kecokelatan. Biasanya tumbuhan jahe yang diserang penyakit ini ialah jahe yang berumur 3-4 bulan.


Penyebab penyakit layu basil ini ialah Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini sanggup bertahan cukup usang di dalam tanah dengan penyebaran yang amat cepat. Biasanya terjadi bisul penyakit ini lantaran pemberantasannya yang tidak tuntas. Apabila kondisi lingkungan telah sesuai dan terdapat inang gres maka basil aktif kembali. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan basil ini ialah tanah dengan kelembapan tinggi.


Cara Pengendalian:

Cara pengendalian penyakit ini antara lain:



  • Areal yang pernah terjangkiti penyakit ini jangan ditanami jahe hingga 3-5 tahun. Barulah sesudah tiga hingga lima tahun berikutnya bisa ditanami jahe kembali. Selama jangka waktu itu, areal tanam harus benar-benar bebas dari basil pseudomonas solanacearum. Harus diperhatikan pula tumbuhan inang basil ini yang ada di sekitar areal tanam alasannya basil sanggup bersembunyi di situ. Tanaman inangnya antara lain kentang, tomat cabai, terung, babandotan, dan tumbuhan Solanaceae lainnya. Tembakau dan kacang tanah juga merupakan inang walau hanya sebagai pembawa sehingga tidak menunjukkan tanda-tanda bila terserang.

  • Bibit yang hendak dipakai dalam penanaman tidak berasal dari kebun yang pernah terjangkit penyakit ini. Sebelum ditanam, bibit direndam dalam air panas 400 C selama 30 menit atau direndam dalam larutan Agrymicin 0,1% selama 25 menit. Apabila tumbuhan telah terjangkit berat maka harus segera dijabut dan dibakar kemudian areal bekas tumbuhan disiram Agrymicin 0,1%.


c. Penyakit wangi rimpang

Mula-mula daun bawah tumbuhan jahe menguning dan berangsur-angsur menjadi layu. Bagian tunas mengering dan tumbuhan menjadi mati. Proses dari tanda-tanda awal hingga tumbuhan menjadi mati berlangsung beberapa bulan. Sepintas, penyakit ini seakan-akan dengan penyakit layu bakteri. Akan tetapi, pada penyakit ini rimpang tidak mengeluarkan lendir putih bila dipotong pelan-pelan. Hanya saja, bila rimpang dibelah tampak mengerut dan belahan dalamnya agak gelap sebagai tanda membusuk.


Di Indonesia, penyakit wangi rimpang ini disebabkan oleh Fusarium oxysporium sp zingiberi atau Rhizoctonia sp. Sementara di India, penyebabnya ialah Phytium aphanidermatum dan di Jepang penyebabnya ialah Phytium zingiberium.

Patogen Fusarium oxysporium tumbuh baik pada lingkungan bersuhu 20-250 C dengan kandungan air tanah 30%. Pada kelembapan 90% dan nisbah C/N tinggi, populasi cendawan akan menurun. Pada suhu sekitar 45°C pun jamur ini tidak tumbuh. Potagen ini menyerang tumbuhan jahe melalui luka yang ada dirimpang. Potagen akan bertahan hidup di dalam rimpang pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Bila kondisi telah menguntungkan maka potagen akan berkembang dan menyerang tanaman. Selanjutnya, akan terus menyerang rimpang lain yang ada di dekatnya.


Cara Pengendalian:

Pada dikala penanaman hendaknya selalu menentukan bibit yang sehat sehingga akan dihasilkan tumbuhan yang sehat pula. Selain itu, bibit yang akan ditanam dibasahi terlebih dahulu dengan larutan Bavistin 0,25% atau larutan Dithane M45 0,25%. Tanaman dan tanah bekas tumbuhan yang telah terjangkit disemprot dengan fungisida Bavistin atau Dithane. Bila telah terjangkit penyakit berat maka tumbuhan dicabut, dibakar, dan tanah bekas tumbuhan disiram dengan fungisida yang sama.


d. Penyakit bercak daun

Tanaman jahe yang terjangkit penyakit ini akan mempunyai daun dengan bercak-bercak kecil berupa wangi berair dengan ukuran sekitar 3-5 mm. Biasanya ini lebih banyak terjadi pada daun-daun muda. Makin usang bercak akan bermetamorfosis abu-abu, tengahnya terdapat bintik- bintik hitam berupa piktinidia jamur dan tepinya di kelilingi wangi basah. Pada tumbuhan dewasa, penyakit ini tidak terlalu berbahaya, tetapi serangan berat pada tumbuhan muda akan menjadikan tumbuhan mati. Tanaman yang mati bisa menjadi sumber inokulum yang berbahaya bagi tumbuhan lain.


Penyebab penyakit ini ialah Cendawan Phyllosticta zingiberi. Proses pengenfiksiannya tanpa harus melalui belahan yang terluka. Penyebaran ke tumbuhan lain ataupun ke areal tanam lain sanggup melalui angin.


Cara pengendalian:

Bibit yang akan tumbuhan harus bibit yang sehat. Sebelumnya bibit yang direndam dengan larutan Bavastin 0,25% atau Dithane M45 0,25%. Sedangkan tumbuhan yang diserang disemprot dengan fungisida Bavistin atau Dithane.


Demikian artikel pembahasan tentang”Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Jahe“, agar bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa




Belum ada Komentar untuk "Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Jahe"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel