Sengon Dan Jabon, Kayu Cepat Tumbuh
Sebagai negara dengan luas hutan tropika berair ketiga di dunia, selain Brasil dan Zaire, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Keanekaragaman hayati tersebut tercermin dari jumlah spesies tumbuhan yang mencapai sekitar 30.000-35.000 jenis. Jenis-jenis pohon berkayu umumnya tumbuh relatif cepat alasannya kondisi hutan hujan tropis yang melimpah sinar matahari serta intensitas curah hujan yang tinggi.
Sejak usang pohon-pohon di hutan yang sanggup mencapai tinggi sampai 60 m serta memiliki garis tengah sampai 2 m tersebut dimanfaatkan kayunya untuk memenuhi aneka kebutuhan menyerupai materi baku rumah, alat transportasi menyerupai perahu, sampai bermacam-macam perkakas.
Pemanfaatan kayu secara terus-menerus tanpa diimbangi upaya penanaman gres dan pengelolaan yang tepat, sanggup berdampak besar menyerupai dikala ini. Kayu alam semakin sulit diperoleh. Sebagai gambaran, pada 1991-1992 produksi kayu lingkaran mencapai 28,2-juta meter kubik. Pada 2008, produksi kayu lingkaran merosot tajam, hanya mencapai 4,6-juta meter kubik. Selisih produksi yang besar itu mendorong terjadinya penebangan liar atau illegal logging.
Salah satu solusi mengatasi duduk kasus itu ialah membangun hutan tumbuhan industri yang dicanangkan semenjak 1960. Apalagi kondisi dikala ini kebutuhan kayu industri untuk kertas dan mebel saban tahun meningkat. Hutan tumbuhan industri gampang dilakukan alasannya diusahakan secara sistem monokultur. Jenis-jenis yang sanggup ditanam menyerupai akasia, eucaliptus, albizzia atau sengon, dan mahoni. Dari hutan tumbuhan industri tersebut sanggup menyumbang 90-juta meter kubik kayu lingkaran per tahun.
Sengon dan jabon merupakan jenis kayu berprospek untuk dikembangkan sebagai hutan tumbuhan industri. Jabon Anthocephalus cadamba merupakan jenis tumbuhan lokal Indonesia yang dimanfaatkan semenjak 1700-an, bahkan direkomendasikan untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman. Jabon tergolong pohon cepat tumbuh, gampang mengikuti keadaan di segala tipe tanah dengan teknik budidaya sangat mudah.
Publikasi mengenai keistimewaan jabon, mendorong penanaman jabon meluas di banyak sekali tempat. Apalagi fungsi menempel lainnya sebagai tumbuhan penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis, menciptakan tumbuhan perintis tersebut lebih populer. Di Probolinggo, Jawa Timur, luas lahan jabon sudah mencapai 2.000 ha. Hasil produksi kayu jabon itu telah menciptakan warga sanggup menunaikan ibadah haji.
Setali tiga uang dengan sengon. Sejak 2007-2008 popularitas sengon melambung. Padahal, kayu kelas 3 itu semenjak usang hanya dijadikan materi baku peti.
Kayu sengon memang tak sekeras kayu jati. Namun, dengan perendaman menggunakan garam wolman yang terdiri atas adonan natrium fluorida, dinatrium hidrogen arsenat, natrium kromat, dan dinitro fenol itu, kayu sengon sanggup usang digunakan sampai 30-45 tahun. Tidak kalah abadi dibandingkan kayu jati.
Saat ini sengon dikebunkan di banyak sekali kawasan menyerupai di Ciamis, Tasikmalaya, dan Banjar (Jawa Barat); Temanggung dan Banyumas (Jawa Tengah); dan Pasuruan serta Kediri (Jawa Timur). Di luar Jawa, pekebun-pekebun gres bermunculan menyerupai di Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan. Pada umumnya, pekebun tertarik menanam alasannya masa babat pohon sengon relatif singkat sekitar 5-7 tahun, berbeda dengan pohon jati yang mencapai 25-35 tahun.
Belum ada Komentar untuk "Sengon Dan Jabon, Kayu Cepat Tumbuh"
Posting Komentar