Jelajah Tanahair: Putussibau

Menjelajahi dan menyusuri pelosok tanahair tercinta ini selalu menghadirkan pengalaman men Jelajah Tanahair: PutussibauMenjelajahi dan menyusuri pelosok tanahair tercinta ini selalu menghadirkan pengalaman mengasyikan yang pantas selalu dikenang. Jelajah kali ini ialah menyusuri ibukota Kecamatan Kapuas Hulu, Putusibbau di Kalimantan Barat.


Sejatinya perjalanan menuju Putussibau bukan merupakan perjalanan pendek yang cukup ditempuh 4-5 jam perjalanan. Namun waktunya lebih dari itu sehingga sedari awal menuntut stamina prima.


Sebagai citra jarak ibukota Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak menuju Putussibau ialah sejauh 780 km. Jarak tersebut lebih jauh 54 km dibandingkan jarak Jakarta ke Surabaya! Sudah begitu satu-satunya bis umum menuju kota dengan luas wilayah sebesar 29.842 km tersebut ialah bis tiga perempat, pas seukuran metromini, moda transportasi di Jakarta.


Sebetulnya ada pilihan lain yang lebih cepat dengan menumpang pesawat perintis yang dioperasikan oleh maskapai Kalstar Aviation. Pesawat ATR 72 yang terbang (menurut jadwal) saban hari setiap pukul 15.30 itu tampaknya pilihan itu cukup sulit bagi saya yang seringkali mengaku sebagai backpacker dengan anggaran pas-pasan. Harap mafhum, harga tiket sekali perjalanan sanggup mencapai Rp900.000-Rp1-juta per orang dengan waktu tempuh 1 jam terbang menuju Bandara Pangsuma, Putussibau yang mempunyai panjang landasan 1.400 meter.


Yah…pilihan hemat ialah menggunakan bis. Ekonomis karena tiket perjalanan untuk kelas direktur hanya Rp200.000. Namun waktu tempuhnya itu sejujurnya membikin pinggang serasa rontok. Maklum saja Pontianak-Putussibau paling cepat dicapai selama 18 jam, tapi seringkali mencapai 22 jam perjalanan kalau terdapat  gangguan teknis pada kendaraan di tengah perjalanan. Satu-satunya perusahan bis di Pontianak yang melayani trayek Pontianak-Putussibau ialah CV Perintis yang beralamat di Jl Kapten Marsam Komplek Kapuas Indah Blok A No. 1-2, Pontianak.


Pilihan lain berkendaraan menuju Putusibbau menggunakan taksi. Jangan bayangkan taksi yang dimaksud ibarat taksi-taksi yang hilir-mudik di Jakarta. Taksi tersebut ialah kendaraan Kijang Innova yang sanggup memuat 5-6 penumpang. Harga tiket taksi ialah Rp300.000 per orang.


Bis biasanya berangkat sempurna waktu pukul 13.30. Perjalanan berlangsung lancar hingga memasuki Kecamatan Batangtarang di Kabupaten Sanggau menjelang petang. Jalannya mulus meski di beberapa titik terdapat jalan rusak karena tengah menunggu perbaikan. Namun selepas Batangtarang menuju Kabupaten Sintang, alamak jalannya kolam kubangan kerbau! Jalan penuh lubang dan berbatu.


Sejujurnya sungguh miris melihat kondisi itu karena jalan tersebut sebetulnya perlu mulus sebab masih termasuk jalan provinsi yang menghubungkan antarkabupaten di Kalimantan Barat. Kondisi itu pula yang menciptakan bis bergoyang-goyang dalam arti sebenarnya. Jalur jalan rusak sepanjang 30-40 km itu sanggup tempuh dalam waktu 1,5-2 jam. Nah kalau selama melintasi jalan itu perut tak berpengaruh karena terkocok-kocok, bersiap-siaplah menyediakan kantong plastik di akrab lisan untuk muntah, hueekkk… hueekkk…Menjelajahi dan menyusuri pelosok tanahair tercinta ini selalu menghadirkan pengalaman men Jelajah Tanahair: Putussibau


Sekitar 60% perjalanan menuju Putusibbau yang berlangsung malam tersebut sebetulnya memberi kesempatan bagi penumpang untuk tertidur pulas. Namun hal itu benar-benar jauh dari bayangan. Yang lebih sering terjadi ialah tidur ayam: merem-melek, merem-melek karena bis terguncang-guncang ketika melibas jalan berlubang.


Sepanjang perjalanan tersebut bis singgah 3 kali di rumahmakan. Di ketika itu kesempatan mahapenting bagi penumpang untuk sekedar meluruskan punggung, melemaskan otot, hingga mengunjungi peturasan (kamar kecil) sebelum bersiap memasuki etape perjalanan berikutnya.


Bila perjalanan lancar, pintu masuk Kabupaten Kapuas Hulu dicapai menjelang pagi hari ketika bis berhenti terakhir kali di sebuah rumahmakan di tempat Nanga Tepuai. Selepas itu Kota Putussibau yang tinggal ditempuh 3-4 jam perjalanan sudah menanti. Selamat tiba di Putussibau!!!.


Menjelajahi dan menyusuri pelosok tanahair tercinta ini selalu menghadirkan pengalaman men Jelajah Tanahair: PutussibauRiwayat penulis: Penulis ialah alumnus jadwal pascasarjana dari Universitas Indonesia yang ‘mengaku’ mempunyai kepedulian terhadap konservasi alam dan lingkungan. Hampir sebagian besar wilayah di tanahair ibarat Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, hingga Papua sudah dijelajahi dengan modus ala backpacker. Penulis mempunyai motto: Jangan pernah menepuk dada kalau belum menjelajahi seluruh pelosok Indonesia Tercinta. Korespodensi silakan menghubungi email: dodo170673@yahoo.com


Belum ada Komentar untuk "Jelajah Tanahair: Putussibau"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel